Posted on

Perkembangan Teknologi untuk Hadapi COVID-19 (Ep 2)

Kriinnggg.. kringg… kringggg…

Suara telepon berdering keras, membangunkan Vania dari tidur lelapnya. Masih dalam kondisi mengantuk. Vania meraih handphone yang berada di atas meja belajar. Telepon masuk tersebut dari temannya, Putri. Vania cukup terkejut lalu duduk di pinggir ranjangnya dan mencoba untuk kembali menghubungi Putri. 

“Kenapa, Put? Kok nelfon larut banget?” tanya Vania.

“Badanku panas banget, Van. Kepalaku mulai pusing. Dari Tadi sore udah panas banget.” Jawabnya.

Seketika Vania langsung teringat dengan gejala awal seseorang terjangkit COVID-19, yaitu demam tinggi. Sontak hal tersebut membuat Vania panik dan bingung harus melakukan apa. Vania pun mengajukan beberapa pertanyaan seputar gejala COVID-19 dan segera meminta Putri untuk menghubungi rumah sakit terdekat agar Putri dapat dijemput oleh ambulans dengan peralatan khusus. Ambulans pun segera datang menjemput Putri, karena memang ada aturan sendiri ketika menjemput pasien suspect COVID-19. Satu jam kemudian, Vania pun tiba di rumah sakit. 

“Mbak temannya pasien?” tanya salah satu perawat. 

“Iya, Suster. Gimana keadaannya?” jawab Vania.

“Sementara ini pasien kita pindahkan ke ruangan khusus untuk selanjutnya dilakukan pengecekan apakah gejala yang ditimbulkan adalah gejala COVID-19 atau tidak. Sementara itu, Mbak atau adakah saudaranya yang bisa membantu mengurus administrasi pasien?”

“Wah, dia ini merantau jadi gak ada saudaranya di sini. Yaudah saya aja yang bantu.”

Vania dan perawat tersebut pun pergi menuju ruang administrasi pasien. Di sana, ia diminta untuk mengisi formulir pendaftaran pasien baru. Ada 2 lembar dalam satu formulir yang harus diisi oleh Vania. Di dalam formulir tersebut ada banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh Vania, sedangkan ia tidak terlalu tahu detail tentang Putri. Tetapi jika Vania terlambat mengisi formulir tersebut, maka tindakan medis yang akan didapatkan oleh Putri pun akan ikut terlambat. 

Vania pun sangat kebingungan, jika ia tidak mengisi formulir tersebut sesegera mungkin, Putri tidak akan mendapatkan tindakan medis. Ia coba berpikir kepada siapa ia harus bertanya. Sampai akhirnya ia mencoba untuk membuka handphone dan mencoba melihat kontak-kontak yang sekiranya ada sangkut-pautnya dengan Putri. 

“Ah iya! Kenapa gak coba telpon pacarnya Putri?” 

Lalu ia langsung menghubungi Robby, pacarnya Putri. Untung saja kontak Robby ada di handphone Vania. Setelah berbicara dengan Robby dan mengajukan beberapa pertanyaan yang sama dengan di formulir. Setelah hampir 2 jam, akhirnya Vania menutup telponnya dan segera kembali ke meja administrasi. Putri segera mendapatkan tindakan medis untuk mencari tahu apakah ia terjangkit COVID-19 atau tidak. Sambil mengusir rasa kantuknya, Vania memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tiba-tiba ia bertemu dengan Randi, temannya saat masih berkuliah. Randi pun bertanya kepada Vania mengapa ia di rumah sakit dan mengajak Vania untuk duduk di bangku dekat taman rumah sakit. Untung saja malam itu cukup hangat. Vania juga menceritakan bahwa sistem rumah sakit yang cukup ribet dan mengakibatkan terlambatnya tindakan medis dilakukan. 

“Iya, sistem rumah sakit memang ribet. Tapi ada lho sebuah sistem yang bisa bikin hal ribet itu menjadi hal yang simple!”

“Hah?Apaan?”

Sistem tersebut bernama AELL, merupakan sistem yang berbasis teknologi blockchain. Ada banyak sekali kemudahan yang ditawarkan oleh sistem canggih ini. Misalnya, mempermudah dan mempercepat administrasi rumah sakit seperti yang Vania alami. Nantinya, keluarga pasien juga bisa melihat perkembangan kondisi pasien secara real time dengan fasilitasnya yang bernama E-Medical Record. Untuk lebih jelasnya, yuk, klik link berikut ini https://www.aell.co/ 

“Bagus banget deh. Tapi, belum semua rumah sakit menggunakan sistem ini. Salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang aku tau sudah menggunakan sistem ini ada di RS Senantiasa Sehat.” 

“Wah dekat rumah ku dong! Berarti aku kalau berobat ya mending di sana aja, biar gak ribet.”

“Benar banget, semoga nantinya semua rumah sakit udah pakai sistem ini ya, supaya semua jadi lebih mudah.”

 

Seminggu kemudian, Putri pun dinyatakan negatif COVID-19 dan diperkenankan pulang. Putri sangat bersyukur karena hasil pemeriksaannya negatif karena jika ia harus dirawat, ia sungkan untuk meminta dana dari orang tuanya. Walaupun memiliki pekerjaan tetap, Putri masing susah untuk mengatur keuangannya sehingga di saat mendesak ia terkadang kewalahan. Oleh sebab itu, Vania merekomendasikan Putri untuk menggunakan YONK sebagai media untuk mengatur dan merencanakan keuangannya agar semua pemasukannya diatur sebaik mungkin. Klik https://www.yonk.io untuk informasi lebih lanjut.



Selain itu, Vania juga menyarankan Putri untuk kembali menggunakan Pure Heart jika nantinya ia terkendala biaya ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, misalnya ketika Putri butuh operasi mendadak dan putri tidak memiliki biaya. Atau mungkin saja putri bisa merekomendasikan sistem Pure Heart kepada saudara-saudaranya yang ada di kampung. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk, kunjungi website Pure Heart di http://www.pureheart.ledgernow.com

 

Episode 1 —— Episode 3

Posted on

Apa Yang Harus Kita Lakukan Untuk Melawan Covid-19 ?

Pada awal tahun 2020 china mendapatkan wabah virus yang mematikan. Pada saat itu adalah bertepatan dengan acara tahun baru China, dimana masyarakat China akan merayakan acara tersebut. Banyak dari masyarakat China pergi untuk berlibur keseluruh dunia, mereka tersebar luas dengan membawa virus. Virus ini adalah SARS-Cov2 yang menyebabkan penyakit Covid19 dan orang-orang menyebutnya virus Corona.

Apa sih sebenarnya yang terjadi jika virus ini masuk kedalam tubuh manusia? Dan apa saja yang harus kita lakukan? 

Sebenarnya virus itu hanyalah sebuah kapsul yang mengelilingi materi genetic dan bebrapa protein saja bisa dibilang bukan makhluk hidup. Tapi virus ini bisa memperbanyak diri dengan cara memasuki sel hidup.

Corona mungkin menyebar dari permukaan saja. Jika seseorang terkena virus corona lalu dia memegang uang, piring, pintu dan lainnya, lalu ada orang yang memegang benda itu dan dia juga ikut tertular hingga menyebarluaskan virus tersebut.

Cara utama penyebarannya adalah melalui tetesan ketika seseorang batuk. Atau kamu yang berkontak fisik dengan seseorang yang tertular, lalu kamu menyentuh wajah atau menggosok wajah dan hidung dari situlah perjalan virus ini dimulai dan bergerak menjalar untuk bergerak jauh ke dalam tubuh. Tujuan pertamanya adalah ke arah pencernaan, limpa atau paru-paru. Ini akan menyebabkan efek yang dramatis meski sedikit saja terkena virus Corona dapat menyebabkan situasi yang gawat.

Mayoritas orang yang terpapar virus Corona akan melalui gejala yang biasa saja seperti, demam, batuk ada juga yang lebih parah. Kita tidak tahu diluar sana siapa saja yang sudah terpapar virus. Karena untuk imun yang kuat tidak ada efek dan ciri-ciri yang jelas untuk mengetahui orang tersebut terpapar virus. Namun dia bisa menularkan ke orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Virus Corona lebih berbahaya dari Flu meski mereka terlihat mirip. Orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah jika terkena virus corona bisa saja meninggal. 

Ada dua perkiraan untuk pandemi seperti Corona, lambat atau cepat penyebarannya. Kita hanya menyaksikannya bergantung pada bagaimana kita menghadapinya. Pandemi yang cepat akan menjadi mengerikan dan bisa memakan banyak korban jiwa. Dan jika pandemi yang lambat tidak akan mengerikan dan biasa saja.

Yang mengerikan adalah jika pandemi cepat ini dimulai dengan tingkat penularan cepat seperti seseorang yang tidak tahu dirinya terpapar virus Corona lalu dia pergi menonton konser musik dengan beribu manusia, lalu menularkan virus itu ke seluruh penonton konser. Ini sangat mengerikan tenaga medis kewalahan tidak bisa melayani semua orang tersebut dan mereka terpaksa mati karena fasilitas tidak memadai. 

Itulah kenapa pandemi mengerikan, jika semua orang sudah sakit kita semua kewalahan  untuk mengatasinya, sumber daya tidak akan cukup fasilitas terbatas meski di negara adidaya sekalipun jika terjadi pandemi maka akan kewalahan. Karena tidak ada vaksin untuk virus ini. Maka kita hanya bisa menghindari virus ini untuk memperlambat pandemi ini. Jika pandemi ini diperlambat maka semua orang yang terkena virus bisa diselamatkan dan dapat perawatan media, karena tidak ada titik genting rumah sakit yang kewalahan.

Vaksin untuk virus ini adalah diri kita sendiri, dengan menjaga kesehatan tubuh dan tidak menularkan virus tersebut kepada orang lain. 

  • Sering-sering mencuci tangan dengan sabun anti-bakteri  agar virus tidak mendekat ke dalam tubuh itulah senjata yang paling kuat
  • Social distancing, membuat jarak sosial seperti tidak bersalaman dengan orang, tidak berpelukan inilah yang bisa kamu lakukan.
  • Lebih baik untuk tetap dirumah mengurung diri untuk memutuskan rantai penyebaran virus. Bila kamu dirumah maka kamu melindungi orang yang diluar sana yang harus bekerja seperti polisi, dokter, dan kasir supermarket. Mereka bergantung pada dirimu agar tidak menjadi sakit.
  • Hal terakhir yang bisa dilakukan adalah Lockdown namun ini opsi terakhir agar tidak menyebar luas, namun ini akan menjadi sulit. Jika negara kita di Lockdown semua rakyat akan menderita. Ekonomi tidak jalan, bahan makan mahal. Masyarakat stress, kelas menengah kebawah akan menderita total dan bisa saja mati kelaparan. 

Maka dari itu hanya diri kita sendiri yang bisa menjadi senjata untuk melawan virus ini, tetaplah jaga kesehatan dan patuhi aturan dari pemerintah ini semua demi keselamatan kita semua. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan rutin konsultasi ke dokter dengan Aell yang melindungi data rekam medismu dan mempermudah dalam proses administrasi rumah sakit sehingga segalanya menjadi lebih mudah. Info lebih lanjut kunjungi https://aell.co/

Posted on

Kejujuran Yang Mulai Pudar

Sejak hari itu, mendengar cerita yang mengejutkan dari mulut orang lain membuat hari ku gelap. Aku lebih banyak terdiam dan menghilang sejenak dari bumi. Mengasingkan diri dari keramaian dan memilih menyendiri terlebih dahulu. Dering hape ku terus berbunyi, pesan dan telfon dari Reza dan Rian tak kunjung berhenti. Memang sudah 2 hari ku abaikan pesan dan telfon dari mereka. Pola makan dan istirahat ku mulai tak beraturan, kesehatan ku pun mulai menurun. Untuk berjalan dari depan rumah kost ke kamar kost saja rasanya sudah tidak sanggup. Seketika ku lihat semua sudah gelap, setelah itu aku tidak ingat apa yang terjadi. Tiba-tiba aku sudah terbaring dikamar kost ditemani Rian dan tetangga kost ku Mera.

“Yan, Lisa sudah sadar tuh, gue tinggal ya.” Kata Mera.

“Oke makasih ya Mer.” Jawa Rian.

Rian memberikanku teh manis panas dan bubur kacang hijau untuk ku makan. Rian membantu ku untuk duduk dan menyuapi bubur kacang hijau yang masih hangat.

“Gausah dipikirin yang kemarin, mending langsung diobrolin aja sama Reza. Lo ga usah menghindar gitu ah kayak anak kecil. Pake pingsan sgala. Telpon gue gak diangkat, WA gue gak dibales.” Kata Rian dengan muka khawatir.

“Iya maaf yan, gue lagi pengen sendiri aja. Makasih ya yan, tolong jangan kasih tauin Reza kalo gue abis pingsan ya hehe, dia juga lagi sibuk sama projectnya gue takut dia khawatir”. Jawabku dengan lemas.

“Iya yaudah, sekarang lo abisin nih. Habis itu lo istirahat tidur, gue mau cari makan malam buat lo sama gue.”

Rian pun meninggalkan ku dikamar, dan memberikan ku ruang untuk sendiri menyantap bubur kacang hijau yang dibeli di warkop seberang serta teh panas yang agak kemanisan dan terlalu panas dibuatnya. Setelah ku habiskan bubur kacang hijau, aku tertidur pulas. 

Dengan rasa menggigil, ku tengok jam menunjukkan pukul 1 pagi dini hari. Di Meja dekat tempat tidurku ada sebungkus nasi goreng yang aku yakin Rian belikan untuk makan malam. Tubuhku lemas seperti daya sudah habis. Ku lihat ponsel dan ku baca pesan dari Rian mengingatkan ku untuk makan nasi goreng yang sudah dibeli, karena mubazir katanya kalo gak dimakan dia juga bilang maaf karena gak bangunin, gak tega katanya. Sepertinya aku demam, suhu tubuh ku seperti air teh panas yang Rian berikan. Mendengar suara petir dan gemuruh hujan dari luar menambah dingin suasana kamar kost. Aku mencoba untuk kuat, berdiri mengambil sapu tangan untuk kompres kepala serta kaus kaki untuk menambah kehangatan. Ku pejamkan mata dan terlelap dari tidur. Keesokan harinya, ketika membuka mata sayup-sayup ku lihat ada Rian sudah duduk di sebelahku sambil mengganti kompresan yang ku buat semalam.

“Sa, badan lo panas banget. Kita ke dokter ya”. Rian berkata

Aku hanya bisa mengangguk. Jujur saja saat itu badanku sudah lemas tidak ada tenaga. Rian membantuku berdiri untuk beranjak pergi kerumah sakit. Perjalanan kerumah sakit ternyata tidak mudah, hujan deras semalam membuat beberapa titik terendam banjir. Kami harus memutar arah mencari jalan yang tidak terkena banjir. Sesampainya dirumah sakit, ternyata kondisi sangat penuh dengan korban banjir yang terserang muntaber, diare dan penyakit lainnya. Rian hanya bisa mengeluhkan kejadian ini, Terlihat sekali sistem rumah sakit begitu lamban dalam menangani pasien. Seharusnya rumah sakit memiliki medical check up history yang penting. Catatan digital pasien dapat disimpan rumah sakit sebagai referensi kedepannya. 

AELL menjadi salah satu jawaban penting dalam membantu pasien dan rumah sakit untuk penyimpanan history check up pasien, data tersebut disimpan secara aman dan mudah untuk dilacak progressnya dengan menggunakan sistem blockchain yang jauh lebih aman dan terjamin dengan sistemnya yang terdesentralisasi. AELL juga memudahkan pasien dalam proses administrasi rumah sakit yang rumit, dengan menggunakan sistem AELL data-data pasien yang dapat secara otomatis terdaftarkan. AELL adalah jawaban kemudahan untuk kesehatan masyarakat, klik link berikut untuk informasi lebih lanjut https://www.aell.co/

Setelah menunggu beberapa jam untuk diperiksa dokter, aku dan Rian masuk dan dokter menyarankan untuk rawat inap. Karena kondisiku juga tidak sanggup untuk bergerak, akupun pasrah dengan keputusan dokter. Tidak lama setelah itu Reza datang bersama Deva. Rasanya aku ingin sekali menampar Reza.

“Sayang kamu gapapa? Kok bisa begini? Kamu kemana aja aku telfon, wa gak dibales”. Reza berkata

Aku hanya terdiam dan berkata aku ingin istirahat. Rian mengajak Reza untuk keluar dan mengobrol secara 4 mata. Rian menjelaskan kejadian malam itu. Lisa sudah mengetahui semua hal yang ditutupi Reza. Rian mencoba menenangkan Reza, dan menyuruh Reza menjelaskan secara jujur kepada Lisa jika kondisi Lisa sudah stabil. Dikamar rumah sakit, aku hanya berdua bersama Deva. Agak canggung rasanya berada di posisi tersebut. Deva membuka pembicaraan pada ku dengan menanyakan kondisiku saat ini.

“Sa, kamu gapapa?”. Tanya Deva

“Sakit biasa aja kok, paling kecapekan.” Jawabku lemas.

Dalam hati ku berkata, lo gabisa liat kondisi gue sekarang pake basa-basi segala. Heuu.

“Sa, gue mau jujur. Sebenernya gue udah lama suka sama Reza. Gue juga yakin kok kalau Reza juga suka sama gue. Lo jangan sakit hati ya.” Kata Deva dengan jelas.

Aku hanya bisa terdiam, dan kesal. Mengapa Deva berbicara seperti itu di saat kondisi ku yang tidak sehat. Diujung pintu ku lihat Reza dan Rian kaget mendengar pernyataan Deva. Belum selesai permasalahan ku dengan Reza, Deva datang dan menambahkannya. Rasanya saat itu aku ingin menyerah dengan diri sendiri….

Episode 1 | Episode 2 | Episode 3 | ——– to be continue

Posted on

Berkat Teknologi Nelayan Miskin Dapat Dipermudah

Suka duka datang menghampiri keluarga pak Amir, rasa syukur yang sedang pak Amir rasakan dikarenakan anak perempuan tercintanya telah sembuh dari penyakit demam berdarah yang berbahaya, tiada henti-hentinya ia mengucap syukur alhamdulillah kepada tuhan yang maha kuasa dan pihak-pihak yang membantu ia selama berada dalam kesulitan.

Saat ini pak Amir dan istrinya bersiap-siap membereskan tempat tidur putrinya yang berada di ruangan kelas 3 rumah sakit tersebut. Sambil menunggu dokter datang untuk memeriksa putrinya lagi, bu Imas sesekali membelai rambut putri kesayangannya, “alhamdulillah kamu sudah sehat nak, ibu sama bapak khawatir banget, jangan sakit lagi ya nak, sehat terus, ibu sama bapak sayang banget sama kamu” ujar bu Imas kepada anak perempuannya itu.

“bu, ayo pulang, putri udah ga betah di rumah sakit, putri mau pulang ke rumah juga” ujar putri kepada ibunya untuk segera pulang kerumah. tetapi ibunya menjawab bahwa saat ini ia harus diperiksa oleh dokter sebelum pulang, dan harus menunggu beberapa saat lagi, “sabar ya sayang, dokternya belum datang, kalau sudah datang nanti kita langsung pulang” ujar sang ibu dengan suara lembut penuh dengan kasih sayang.

Saat itu, pak muhidin keluar sebentar dan kembali membelikan buah kesukaan putrinya agar putrinya tersebut senang, “nih bapak bawain buah jeruk, kamu makan ya, biar cepet sehat” ujar pak Amir sambil memandang wajah putri tercintanya.

Hampir 1 jam sudah berlalu, dokter akhirnya tiba di ruangan Putri berada, sambil menyapa keluarga pak Amir, dokter langsung mengeluarkan alat-alat pemeriksaan dan memeriksa kondisi tubuh Putri. “Selamat siang pak bu, hallo Putri, sudah sembuh ya? mau buru-buru pulang? coba sini dokter periksa dulu ya”. ujar sang dokter sambil tersenyum manis kepada keluarga pak Amir.

Ketika sang dokter memeriksa kondisi Putri, Putri pun bertanya kepada dokter tersebut, “aku sudah sembuh kan pak dokter? putri bisa pulang sekarang kan ya?” tanya putri sambil tersenyum.

“Sudah, sekarang putri sudah sehat, selamat ya. jaga kesehatannya jangan sampai sakit lagi ya Putri.” ujar sang dokter dengan nada yang lembut kepada Putri.

Putri pun tersenyum dan tertawa lebar karena kabar bahagia itu, tetapi ada satu pesan yang disampaikan kepada pak Amir dan bu Imas, “pak, bu, untuk beberapa bulan kedepan, putri harus tetap rawat jalan ya, check up setiap 2 minggu sekali, agar kondisinya tetap terpantau” ujar dokter.

“berarti saya dan anak perempuan saya harus kerumah sakit setiap 2 minggu sekali dokter?” tanya pak Amir kepada sang dokter.

pak dokter pun menjawab “iya pak, karena harus tetap dikontrol, agar bisa sembuh total. Untuk pendaftaran, kebetulan rumah sakit kami menggunakan sistem canggih AELL berbasis Blockchain, jadi bapak tidak perlu mengantri langsung di tempat untuk mendaftarkan putri, selain itu sistem AELL kami juga memiliki E-Medical Record, jadi jika bapak ingin mengetahui perkembangan kondisi anak bapak, bapak bisa langsung melihatnya dari rumah melalui sistem kami, jadi tidak perlu bolak-balik kerumah sakit untuk meminta hasil pemeriksaan” jawab sang dokter dengan jelas sambil memberikan beberapa informasi penting mengenai AELL.

Pak Amir dan bu Imas pun senang, karena rumah sakit yang mereka pilih untuk pengobatan putrinya sangatlah canggih, menggunakan sistem yang sangat bermanfaat bagi mereka, sebelum dokter meninggalkan ruangan tersebut, keluarga pak Amir tidak lupa untuk berterima kasih, dan setelah itu langsung bergegas membereskan barang-barang bawaannya untuk pulang kerumah.

Satu bulan telah berlalu, kondisi keluarga pak Amir makin membaik, pak Amir pun sudah mulai melakukan pekerjaannya sebagai seorang Nelayan, ia pergi mencari ikan di lautan mulai dari sore hari dan kembali pada saat matahari terbit. Suatu hari ketika pak Amir sedang mencoba untuk menawarkan tangkapan laut nya kepada seorang tengkulak di pasar ikan, pak Amir bertemu dengan pak Pandu kawan SD pak Amir. Mau tahu cerita lebih lengkapnya? yuk baca disini https://www.ssc.co.id/

Posted on

Yang Pergi, Akan Pergi. Kehidupan Akan Terus Berjalan

Perjalanan panjang menuju rumah sakit membutuhkan waktu yang tak cepat. Bu Yuli sudah tau riwayat penyakit Pak Yono. Ia memiliki riwayat sakit gula atau diabetes. Pak Yono harus menjaga pola makan yang sehat dan rajin berolahraga atau banyak beraktivitas. Di Tengah kelamnya cobaan keluarga yang sedang dihadapi, Pak Yono tidak memperhatikan kesehatannya sehingga Pak Yono bisa lemas tak berdaya. Pak Yono memang hampir tidak pernah berobat ke rumah sakit besar, paling hanya ke puskesmas terdekat. Karena kondisinya saat ini sudah memprihatinkan, maka Pak Yono dibawa kerumah sakit. 

Setelah sampai dirumah ternyata keadaan ramai dengan pasien yang ingin berobat. Maklum, di desa ini, rumah sakit besar memang tidak banyak. Maka tak heran jika rumah sakit sudah seperti tempat berbelanja. Keadaan yang genting, tidak mempengaruhi jika Pak Yono bisa diperiksa lebih awal. Proses administrasi di rumah sakit yang berulang kali dan membutuhkan waktu yang lama. Seharusnya rumah sakit memiliki medical check up history yang nantinya penting. Catatan digital pasien dapat disimpan rumah sakit sebagai referensi kedepannya. AELL menjadi salah satu jawaban penting dalam membantu pasien dan rumah sakit untuk penyimpanan history check up pasien, data tersebut disimpan secara aman dan mudah untuk dilacak progressnya dengan menggunakan sistem blockchain yang jauh lebih aman dan terjamin dengan sistemnya yang terdesentralisasi. 

AELL juga memudahkan pasien dalam proses administrasi rumah sakit yang rumit, dengan menggunakan sistem AELL data-data pasien yang dapat secara otomatis terdaftarkan, seperti halnya pada rumah sakit yang Pak Yono datangi sedang dipenuhi oleh pasien lainnya yang memiliki penyakit berbeda-beda, tidak perlu lagi mengantri panjang menghabiskan waktu dan tenaga. AELL adalah jawaban kemudahan untuk kesehatan masyarakat, klik link berikut untuk informasi lebih lanjut https://www.aell.co/

Karena kondisi Pak Yono yang sudah lemas tidak berdaya, dan proses rumah sakit yang terlalu lama. Pak Yono menghembuskan nafas terakhir dirumah sakit ketika sedang menunggu giliran periksa. Ternyata kelabu masih datang pada keluarga Bu Yuli. Belum pudar bendera kuning yang terpasang di rumahnya tulisan jelas nama Putra. Namun sekarang kepala keluarga, laki-laki yang sangat Putri sayangi, pergi meninggalkannya untuk selamanya. Putri sangat menyesali proses administrasi rumah sakit yang sangat lamban. Jika seluruh rumah sakit prosesnya selama ini, maka berapa banyak nyawa yang sudah pergi. Mengapa sistem rumah sakit tidak diperbaiki dengan menggunakan AELL. Nyawa akan tertolong dan proses akan cepat jika menggunakan AELL. Tetapi Putri tidak bisa selalu terpuruk, ia harus ingat bahwa masih ada Ibunya yang harus ia kuatkan. Putri juga tidak sendiri, beruntungnya ia dikelilingi dengan teman-teman yang baik. Anggota dari komunitas juga selalu ada untuk membantu Putri, termasuk Raja. 

Semua yang pergi, akan pergi namun kehidupan terus berjalan. Bu Yuli bangkit dan terus semangat menjalani hidup. Begitu pula dengan Putri, saat ini Putri sudah memasuki semester akhir di masa perkuliahan. Tidak lupa, Putri selalu bantu Ibunya dalam mengontrol pembuatan anyaman. Saat ini sudah ada 80 karyawan yang membantu Bu Yuli dalam bekerja. Saat ini, anyaman Bu Yuli sudah banyak pesanan dan dipercaya pemerintah setempat bisa dipasarkan di ranah Eropha. Tidak disangka, dengan bantuan teknologi sistem blockchain saat ini, anyaman milik Bu Yuli bisa sukses dan semakin laris di dunia Internasional. Putri tak pernah lupa untuk selalu menceritakan kegiatan sehari-harinya kepada Ibunya, karena saat ini hanya Ibu yang ia miliki. Perjalanan panjang yang dialami Putri dan Ibunya menjadikan pelajaran yang berharga untuk melangkah kedepan. 

Hari yang dinantikan setelah selesai semester akhir adalah wisuda. Tiba dimana hari yang dinantikan. Terasa sepi dan ada yang kurang namun harus tetap bersyukur.

“Bu, kita foto hanya berdua, tidak ada Ayah dan Kakak hehehe. Kangen ya Bu.” Kata Putri.

“Iya kangen, tapi mereka selalu ada disisi kita. Bersyukur ya Nak atas semua yang sudah kita lewati. Tidak semua orang diberi cobaan seperti kita.” Jawab Bu Yuli sambil tersenyum menatap anaknya.

“Iya Bu”. Saut Putri.

Mendapat nilai tertinggi, dan lulus lebih cepat membuat Putri mendapatkan banyak penawaran pekerjaan yang menjanjikan. Putri memilih pekerjaan yang dia senangi, dan pindah ke pusat kota. Mengenai komunitasnya, saat ini sudah pertukaran generasi. Hanya sesekali Putri mengikuti kegiatan rapat dan acara sosial yang diadakan. Keadaan Raja juga baik, Raja sudah hidup bahagia bersama pasangannya, bahkan sudah memiliki anak. Satu yang hal yang selalu tertanam dalam diri Putri, ingin Ibunya sehat selalu, dan terus menemani setiap langkahnya.

 

Episode 1 | Episode 2 | Episode 3 | Episode 4 ——TAMAT

Posted on

Apakah Indonesia Benar Bebas Virus Corona atau Tidak Terdeteksi?

Saat ini Indonesia dikepung oleh negara-negara tetangga yang sudah terkena virus corona. Hingga saat ini, di Indonesia sama sekali belum ditemukan kasus mengenai virus corona. Hampir setiap hari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima laporan kasus baru di sejumlah negara. Korban yang meninggal dunia pun semakin bertambah setiap harinya data terbaru yang diberitakan Reuters menyebut angka kematian per minggu 9/2 mencapai 811 jiwa. 

Mengutip dari AFP, tercatat ada lebih dari 80 kasus kematian baru di Hubei, provinsi di China yang menjadi pusat wabah. Angka 811 jiwa ini telah melampaui kasus SARS pada tahun 2003 berjumlah 349 jiwa. 

Virus corona hingga saat ini telah menjangkiti 37.000 orang di 28 negara, termasuk kawasan Asia Tenggara. Namun untuk wilayah Indonesia, Kementerian kesehatan belum melaporkan adanya kasus pasien positif virus corona. Apa benar karena Indonesia kebal dengan virus atau Indonesia tidak bisa mendeteksi virus corona ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Indonesia harus melakukan persiapan lebih matang lagi demi menghadapi risiko penyebaran virus corona. Mereka khawatir Indonesia tidak bisa mendeteksi virus tersebut, padahal negara-negara tetangga sudah melaporkan beberapa orang terjangkit.

Badan kesehatan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu juga khawatir bahwa sampai saat ini belum ada kasus virus corona yang terdeteksi di Indonesia, sementara sampai saat ini total jumlah kasus epidemi itu telah mencapai lebih dari 40 ribu di seluruh dunia, terutama China. WHO menginginkan pemerintah Indonesia meningkatkan sistem pengawasan, pemantauan, sistem deteksi, dan persiapan lainnya di setiap fasilitas kesehatan yang ditunjuk untuk menangani virus corona.

Perwakilan WHO di Indonesia Dr. Navaratna Samy Paranietharan mengatakan, Indonesia telah mengambil “langkah konkret” untuk mempertahankan diri dari insiden potensial, tetapi masih banyak yang harus diupayakan. Dia menyebutkan Indonesia telah menyiapkan fasilitas untuk merawat pasien yang terinfeksi dan mulai memeriksa dan menyaring orang-orang di perbatasan internasional. Namun, metode diagnostiknya masih lemah, kata Paranietharan.

Ketersediaan alat tes khusus untuk mengkonfirmasi 2019-nCoV minggu ini adalah kemajuan yang signifikan, imbuh Paranietharan, menggunakan sebutan untuk virus corona baru ini, 2019-nCoV. Dr Paranietharan menyatakan, WHO khawatir mengingat tidak ada kasus yang teridentifikasi, tetapi petugas medis telah memverifikasi pengujian laboratorium mereka berfungsi dengan baik.

Kekhawatiran WHO terjadi karena salah satu ekspatriat Australia yang tinggal di Bali takut dia terjangkit virus corona, saat memeriksakan dirinya ke rumah sakit, ia mengkritik tajam perawatannya di fasilitas kesehatan setempat. Pria itu, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Daily Mail Australia ia periksa ke Rumah Sakit Sanglah di Denpasar pada 26 Januari karena merasa sakit setelah pulang dari perjalanan ke Singapura. 

Orang Australia itu menjelaskan, sebelumnya dia ditolak di rumah sakit lain, yang merekomendasikan RS Sanglah karena RS tersebut merupakan satu-satunya fasilitas yang dilengkapi dengan pengujian penyakit itu.

Namun, begitu dia tiba di RS Sanglah, dia terus dilempar ke beberapa departemen.Tidak ada staf yang memakai masker atau menganggapnya serius. Saya diminta mengisi formulir dan (diberitahu) untuk periksa ke dokter biayanya Rp500.000,” ucapnya. Begitu dia bertemu dengan dokter, dokter itu mengatakan dia tidak bisa menjalani tes karena dia tidak mengunjungi China baru-baru ini.

Lalu dia mengatakan “Jadi, apa saya harus pergi saja dan mati?” 

“Bahkan dokter itu tidak mengukur suhu, tekanan darah, atau mengambil sampel darah saya.”

Pria itu, yang kemudian didiagnosis menderita radang paru-paru, menyebutkan dia lebih khawatir dengan kurangnya laporan resmi, mengingat prosedur pengujian yang tidak memadai. Menurut Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, lebih dari satu juta orang Australia berlibur di Indonesia setiap tahun.

Pada 2019, lebih dari dua juta turis China pergi ke Indonesia. Indonesia saat ini telah melarang semua perjalanan dari dan ke China. Pengunjung yang telah tinggal di China selama 14 hari atau lebih, tidak diizinkan masuk ke Indonesia. Sementara itu, kasus-kasus virus corona telah tercatat di negara-negara tetangga, termasuk Australia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Filipina.

Diharapkan untuk seluruh masyarakat Indonesia tetap menjaga kesehatan, berolahraga yang rutin, menjaga imun tubuh agar tetap sehat, dan menggunakan masker pelindung untuk antisipasi penyebaran virus. Meski Indonesia belum memiliki kasus virus corona tetapi kita harus tetap waspada mengingat betapa ganasnya virus tersebut. 

Dalam mengantisipasi banyaknya kasus penyakit yang sudah mewabah, pentingnya kemudahan administrasi rumah sakit dalam memudahkan pasien saat berobat, pasien yang harus melewati proses administrasi yang berulang kali terjadi kadang memakan waktu yang lama. Dengan Adanya teknologi yang dapat membantu pasien dan rumah sakit dalam mendata data diri pasien dan riwayat penyakitnya. Proses ini yang dapat ditangani dengan menggunakan teknologi blockchain yang mampu mendata riwayat data diri pasien tanpa takut disalah gunakan karena menggunakan sistem konfirmasi pihak bersangkutan, blockchain dengan sistem desentral yang aman dari kecolongan sistem. Kemudahan ini dapat dilakukan AELL sebagai aplikasi berbasis blockchain yang membantu pasien dan rumah sakit lebih mudah dalam setiap prosesnya. Klik link berikut untuk informasi AELL lebih lanjut www.aell.co

Posted on

Benda Kecil yang Berdampak Pada Kematian

Mencari rezeki di Ibu Kota memang bukan hal yang mudah. Namun kerasnya Jakarta, tak pernah menurunkan semangat orang-orang untuk mencari rezeki. Pak Roni merupakan pemulung atau yang sehari-harinya bekerja mencari barang-barang bekas yang masih bisa dipakai atau diolah kembali. Ia selalu mencari dan meminta barang bekas yang sudah tidak dipakai sekitaran rumah saya. Pergi pagi pulang hingga larut malam, merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga. Tak kenal lelah, ia bekerja demi menghidupi keluarga kecilnya dan pendidikan anak-anaknya. Teriknya matahari, lebatnya air hujan, bukanlah penghalang bagi Pak Roni mencari barang-barang bekas yang bisa dijual kembali. Menahan rasa lapar sudah biasa dia rasakan. Rasa iba sering menyelimuti hati saya. Tak sungkan bagi saya memberikan sebungkus nasi untuk mengganjal perutnya.

“Makasih banyak ya Neng, semoga kebaikannya dibalas sama yang Maha Kuasa.” ujar Pak Roni.

Saya menjawab “Sama-sama Pak, cuman nasi sama lauk sedikit aja kok. Dirumah sudah tidak ada yang makan, sayang kalau dibuang”.

Hari Minggu memang rutinitas keluargaku untuk beres-beres rumah. Ganti sprei semua kamar, membersihkan debu, dan membuang kertas-kertas atau barang-barang yang sudah rusak atau tidak terpakai lagi. Kami semua memang memiliki kegiatan masing-masing di hari Senin sampai Jumat. Ibuku bekerja di toko milik keluarga, pulang dari toko menjelang maghrib. Ayahku bekerja di salah satu bank swasta, dan saya bekerja disalah satu perusahaan swasta. Kami tidak memiliki asisten rumah tangga, semua pekerjaan rumah kita kerjakan bersama. 

“Teh, nanti barang-barang yang udah gak kepake disatukan taruh di kardus ya. Biar besok Pak Roni gampang ambilnya. Ujar Ibuku.

“Iya bu” saut ku.

Pak Roni memang sudah langganan keluarga kami untuk mengambil sampah rumah dan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. Hari senin, tepatnya tanggal 27 Januari. Saya ingat, saya meliburkan diri dari kerjaan, badan ini terasa lelah, suhu badan juga cukup tinggi, ditambah perut sakit akibat datang bulan. 

“Brukk, srekkkk..”Suara Pak Roni yang sedang mengangkut sampah didepan rumah .

Ku buka pintu, Pak Roni tampak kaget melihat keberadaan saya. Melihat wajahnya yang tampak kehausan, ku ambil segelas air putih untuk diminumnya. Kami pun berbincang mengenai kehidupan. Kagum dan salut, itulah yang saya rasakan.

“ya Tuhan, terima kasih atas keberkahanMu hari ini, saya masih bisa bekerja, diberikan kondisi badan yang sehat. Lancarkanlah rezekiku hari ini ya Tuhan”. 

Doa wajib yang dipanjatkan Pak Roni sebelum beraktivitas. Begitu katanya. Banyak sifat positif yang ada di dalam diri Pak Roni. Salah satunya adalah selalu bersyukur dan jarang mengeluh. Katanya jika mengeluh, maka rezeki kita akan terhambat. Namun beberapa minggu ini, sampah rumah kami menumpuk. Kata Ibu, Pak Roni sedang sakit tak tau sakit apa, karena dibawa pulang ke rumahnya daerah Bekasi. Hari berlalu, Ibu ku mendengar kabar, bahwa Pak Roni telah tiada. Bergegaslah kami semua ke rumah Pak Roni untuk menyampaikan bela sungkawa. Bendera kuning terpasang jelas disekitar rumah Pak Roni. Awan mendung seakan mewakili kesedihan keluarga Pak Roni. Ibu  ku menghampiri istri Pak Roni, dan menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Pak Roni. 

Mengalir secara alami, istri Pak Roni bercerita penyebab kematiannya. Waktu mencari barang bekas, Pak Roni tidak sengaja menginjak paku kecil yang sudah karatan. Dianggap sepele dan tidak diperhatikan, semakin hari tubuh Pak Roni tidak berdaya. Demam tinggi, menggigil sempat dirasakan. Ketika dibawa kerumah sakit, proses administrasi ternyata membutuhkan waktu yang lama. Keluarga Pak Roni termasuk golongan tidak mampu, maka sulit untuk memenuhi biaya rumah sakit. Data-data Pak Roni di rumah sakit juga tidak ada, seharusnya data-data riwayat pasien sudah tersedia. Karna tidak langsung dibawa kerumah sakit ketika menginjak paku berkarat, dan keterlambatan penanganan rumah sakit, nyawa Pak Roni tidak tertolong. Ternyata, bolos kerjaku kemarin memang sudah rencana Tuhan untuk ku bisa berbincang dengan Pak Roni. Itulah nasehat beliau, bahwa hidup jangan banyak mengeluh, karena jika mengeluh maka rezeki kita akan terhambat.

Seharusnya pihak rumah sakit menerapkan sistem blockchain. Dengan aplikasi AELL, Pak Roni bisa cepat ditangani, karena data pasien yang sudah di registrasi sudah bisa tercatat dengan rinci. Untuk proses administrasinya pun dapat dimudahkan dengan aplikasi ini sehingga pasien tidak harus menunggu lama untuk registrasi segala macamnya yang rumit dan memakan banyak waktu. Dengan AELL semua dapat dimudahkan dan akan ada banyak nyawa yang bisa terselamatkan dengan bantuan aplikasi ini. Informasi lebih lanjut kunjungi website www.aell.co.id 

Posted on

Kita Tak Tahu Sampai Kapan, Tetap Kuat Wuhan

Para warga diimbau untuk tidak keluar rumah demi menekan penyebaran virus mematikan. Kota yang menjadi tempat tinggal bagi 11 juta orang itu ditutup “lockdown” di tengah wabah penyakit pernapasan yang diakibatkan virus corona itu. Tetapi dalam masa isolasi ini, warga Wuhan bertekad untuk membangkitkan semangat satu sama lain. Hal ini juga dilakukan oleh sejumlah warga Indonesia. Seruan itu terdengar di sekitar sejumlah apartemen dan beberapa warga pun terdengar bersorak saling menguatkan. Warga negara Indonesia di Wuhan juga menceritakan semangat yang sama.

Yuliannova Chaniago, sedang menjalani pendidikan doktoral dalam bidang Hubungan Internasional di Central China Normal University di kota itu. Ia mengatakan jika diberi pilihan, ia ingin keluar dari China. Namun demikian, ia memahami hal itu tidaklah mudah karena kebijakan pemerintah China yang menutup Wuhan dan sejumlah kota lain. Saat ini, ia hanya bisa menunggu hingga masa lockdown itu selesai.

“Sampai saat ini kita belum mendapatkan kabar apa-apa. Tapi orang Indonesia di sini itu saling support, kasih semangat, itu yang kami lakukan di sini,” ujar Yuli melalui sambungan telepon.

Yuli saat diwawancarai sedang bersama dengan temannya sesama pelajar asal Indonesia, Eva Taibe, yang juga sedang menimba ilmu di universitas yang sama.

“Kita nggak tahu sampai kapan. Itu juga yang sebenarnya bikin khawatir, karena kita nggak tahu sampai kapan lockdown ini akan selesai,” ujar Eva, yang sedang menjalani pendidikan doktoral psikologi.

Wabah mematikan itu terjadi saat China merayakan salah satu tanggal terpenting dalam kalendernya, yaitu Tahun Baru Imlek. Akibat lockdown, transportasi umum tidak berjalan di kota itu. Lebih lagi, penggunaan kendaraan yang tidak penting juga dilarang di pusat kota Wuhan. Eva, yang tinggal di apartemen berjarak sekitar dua kilometer dari asrama kampus di mana Yuli menetap, memilih untuk jalan kaki untuk berkunjung ke rumah rekannya itu di kampus.

Sepanjang jalan, Eva menghitung kira-kira ada delapan toko yang sudah buka. Ia menjelaskan bahwa memang biasanya toko-toko tutup saat liburan Imlek. Hanya kali ini, tambahnya, kebanyakan toko tampaknya belum mulai beroperasi seperti saat perayaan-perayaan sebelumnya, dan jalanan pun sepi akibat wabah corona.

“Ada aktivitas di luar, tetapi tidak sepadat seperti biasanya. Biasanya kan kalau udah hari ke berapa Imlek ini sudah mulai rame nih. Tapi karena virus ini, epidemik ini, jadinya memang lebih hati-hati dan memilih untuk tinggal di dalam rumah,” ujar mahasiswi yang tinggal di Wuhan sejak 2016 itu.

Lebih dari 100 orang – kebanyakan di Wuhan – kini telah meninggal dunia di China akibat wabah yang telah menyebar ke seluruh negara itu. Beberapa negara lain juga telah mengkonfirmasi kasus pasien yang terjangkiti novel coronavirus, termasuk diantaranya Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Thailand, Australia dan Singapura.

Kota Wuhan kini secara efektif terisolasi, dengan pembatasan pada perjalanan masuk dan keluar, dan opsi transportasi umum dari bus hingga pesawat dibatalkan. Hal ini juga membuat sebagian warga negara Indonesia di kota itu khawatir soal pasokan kebutuhan sehari-hari, termasuk pangan.

Saat mendapat kabar mengenai lockdown, Rio Alfi, seorang mahasiswa strata-dua di China University of Geosciences, mengaku ia belanja stok makanan lebih dari biasanya agar memiliki persiapan hingga sekitar satu pekan.

Rio tinggal bersama istri dan anak perempuannya di asrama kampus. Istrinya pun juga sedang menjalankan pendidikan di universitas yang sama. Mereka selama beberapa terakhir ini memilih untuk tidak keluar dari rumah sama sekali dan masih belum memutuskan kapan akan keluar untuk belanja makanan lagi. Rasa ketakutan itu, kata Rio, dipicu oleh jalanan yang tampak sepi, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa masih ada bahaya.

Rio juga khawatir karena masker yang ia gunakan masih menggunakan masker hijau yang biasanya dipakai sehari-hari, padahal anjuran masker yang dianjurkan adalah masker  N95 untuk lebih efektifnya. Rio juga berusaha untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihannya terjaga untuk terhindar dari virus. 

Kondisi virus corona ini memang sangat sensitif dikarenakan sulitnya mengetahui tempat atau lingkungan yang sudah terjangkit virus. Untuk itu masyarakat harus rutin mengecek kesehatan mereka ke rumah sakit terdekat sebagai bentuk perlindungan diri sejak dini. Untuk memudahkan rumah sakit dan pasien dalam proses medical check up history pentingnya catatan digital pasien yang dapat disimpan baik oleh baik maupun rumah sakit sebagai referensi kedepannya, AELL menjadi salah satu jawaban penting dalam membantu pasien dan rumah sakit untuk penyimpanan history check up pasien , data tersebut disimpan secara aman dan mudah untuk dilacak progressnya dengan menggunakan sistem blockchain yang jauh lebih aman dan terjamin dengan sistemnya yang terdesentralisasi. 

AELL juga memudahkan pasien dalam proses administrasi rumah sakit yang melelahkan, dengan menggunakan sistem AELL data-data pasien yang dapat secara otomatis terdaftarkan, seperti halnya saat ini banyak rumah sakit yang sedang dipenuhi oleh pasien untuk mengecek virus corona pada dirinya, tidak perlu lagi mengantri panjang menghabiskan waktu dan tenaga. AELL adalah jawaban kemudahan untuk kesehatan masyarakat, klik link berikut untuk informasi lebih lanjut https://www.aell.co/

Posted on

Nelayan Teripang

Adit, Gilang dan Sarah yang sedang berlibur di Maluku, mereka dibuat terkagum dengan keindahan pantai-pantai dan wisata alam di Maluku yang masih sangat indah dan alami. 

Liburannya mereka kali ini ditemani oleh tante Sri, tantenya Sarah yang sudah tinggal di Maluku sejak lama mengikuti suaminya dinas. Liburan mereka tidak merasa risih meskipun ditemani oleh tante nya Sarah, karena tante Sri yang masih berjiwa muda dan sangat asik untuk diajak berbicara dan jalan-jalan. 

Tante Sri bahkan banyak mengajak mereka ke lokasi-lokasi yang terpencil yang memang jarang dikunjungi wisatawan luar. Selain lokasi wisata mereka juga diajak mengunjungi lokasi-lokasi bersejarah dan wisata kuliner Maluku. Banyak hal yang mereka pelajari dari perjalanan mereka kali ini ke Maluku. Salah satunya adalah hewan laut yang memiliki banyak manfaat bernama Teripang. Jarang sekali mereka mendengar jenis hewan laut satu ini apalagi melihatnya secara langsung. Memang terlihat menjijikan namun rasanya cukup nikmat dan yang lebih utama adalah kandungan gizi Teripang yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. 

Tante Sri adalah salah satu konsumen setia Teripang, ia selalu memesan Teripang langsung ke nelayan. Kebetulan sekali Adit, Gilang dan Sarah juga diajak ikut mengunjungi nelayan Teripang. Disana mereka bertemu dengan beberapa nelayan Teripang, sambil menunggu tante Sri membeli ikan dan Teripang, Adit, Gilang dan Sarah banyak berbicara dengan para nelayan disana. Adit yang penasaran dengan alasan harga Teripang yang mahal menanyakan kepada salah satu nelayan disana, ternyata harga Teripang yang mahal dikarenakan jumlah nelayan Teripang yang sangat sedikit, karena jumlah pembeli yang sedikit banyak nelayan yang menyerah untuk mencari Teripang, karena rintangan dalam menangkap Teripang cukup sulit, mereka harus menyelam ke dasar laut untuk mencari teripang-teripang tersebut. 

Ternyata yang banyak membeli teripang-teripang mereka adalah orang-orang kaya yang memang paham betul dengan khasiat teripang ini bagi kesehatan mereka, dan juga beberapa pesanan dari luar negeri. 

Namun kendala mereka adalah masih sulitnya terhubung dengan para pembeli, dimana para nelayan-nelayan masih belum paham betul dengan penggunaan teknologi dalam memasarkan hasil tangkapan mereka, salah satunya teripang. Pak Zaki, adalah salah satu nelayan Teripang, ia sangat berharap banyak masyarakat dapat mengenal jenis hewan laut Teripang ini atau bantuan pemerintah dalam memberikan perhatian bagi nelayan-nelayan teripang ini untuk dapat berkembang. Sangat disayangkan Indonesia adalah salah satu wilayah yang penghasil teripang. Namun tidak banyak masyarakat yang tertarik dengan hewan laut satu ini, karena kurangnya pengetahuan. 

Gilang menyarankan kepada nelayan disana untuk ikut bekerjasama menggunakan teknologi LedgerNow yang dapat membantu nelayan lebih mudah dipertemukan dengan konsumen atau supplier yang akan memudahkan mereka untuk mengirimkan hasil tangkapan mereka. LedgerNow yang menggunakan sistem berbasis blockchain yang memudahkan nelayan dalam mengirimkan hasil tangkapan teripang mereka menggunakan sistem aplikasi yang secara otomatis mencatat segala data yang tersimpan dengan aman dan pelacakan pengiriman yang secara transaparan dapat di lacak secara real-time. Klik link berikut untuk informasi selengkapnya www.ssc.co.id 

Gilang yang juga melihat kehidupan nelayan yang masih jauh dari kesejahteraan karena sulitnya mengembangkan hasil tangkapan mereka untuk dijual ke kota-kota lainnya. Pak Zaki sebagai nelayan Teripang sangat berharap teknologi LedgerNow ini dapat membantu penjualan teripangnya menjadi lebih mudah, dan banyaknya nelayan yang ikut tertarik untuk mengkonsumsi teripang.  Dengan meningkatnya pemesan teripang ini akan dapat menimbulkan minat nelayan untuk mencari teripang menjadi lebih besar. Teripang ini adalah hewan laut yang sangat bergizi dibanding hewan laut lainnya, sangat disayangkan masyarakat Indonesia masih kurang paham dengan khasiat Teripang. LedgerNow juga membantu konsumen dapat memilih kualitas Teripang dengan harga yang sesuai, FLAX salah satu platform blockchain yang dapat membantu memudahkan memilih jenis Teripang dan menentukan harga dengan adil. Klik link berikut untuk informasi penggunaan FLAX secara lebih lanjut www.ledgernow.com 

Posted on

Kehidupan Masyarakat Wuhan Yang Diisolasi Akibat Wabah Virus Corona

Wabah virus corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada Desember lalu terus menyebar. Hingga Minggu kemarin, korban jiwa akibat virus corona sudah mencapai angka 814. Artinya, korban jiwa akibat virus corona telah melampaui wabah SARS di China pada 2002-2003 silam dengan 744 orang. Sebagai antisipasi penyebaran, pemerintah China melakukan “penguncian” wilayah Wuhan, akses keluar masuk kota tersebut sangatlah dibatasi.  “Penguncian” wilayah Wuhan ini memberikan kisah tersendiri bagi salah satu warga di Wuhan, Wu Chen.

Wu Chen mengkarantina dirinya sendiri di apartemennya di Wuhan. Selama ini, ia hanya ditemani oleh kucingnya, Baozi. Ia memeriksa suhu tubuhnya sendiri dua kali sehari, satu kali di pagi hari dan satu kali di malam hari. Selain itu, Wu juga rajin membersihkan apartemennya untuk meminimalkan risiko terkena virus corona yang mematikan, yang kini telah menewaskan sedikitnya 780 orang di seluruh dataran China.

Wu merupakan satu dari jutaan orang yang semuanya terkurung di rumah mereka di Wuhan dan beberapa kota China lainnya, karena pihak berwenang memberlakukan karantina atau penutupan wilayah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penguncian ini juga belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Infeksi meningkat Sejak 13 Januari 2020 lalu, perancang grafis berusia 26 tahun ini hanya beberapa kali berkelana di luar tempat tinggalnya. Itu pun dilakukan hanya untuk membeli persediaan makanan dan masker pelindung, serta mengumpulkan makanan bagi kucingnya.

“Teman saya bilang dia bisa memberi saya secara gratis, jadi saya pergi ke sana untuk mendapatkan makanan kucing dan masker. Dalam perjalanan, saya hampir tidak melihat orang di jalan-jalan. Ini seperti di seluruh Kota Wuhan,” kata dia.

Sejak Wu membatasi dirinya dengan dunia luar, jumlah infeksi dan kematian di provinsi Hubei telah meningkat. Saat periode karantina di Wuhan resmi diumumkan pada 23 Januari 2020, setidaknya 1.000 orang telah terinfeksi oleh virus yang sangat menular di daratan China ini. Penguncian yang dilakukan ini merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam respons bencana di China, termasuk saat epidemi SARS tahun 2003 silam.

Puluhan juta orang sekarang tidak dapat meninggalkan kota dan daerah sekitarnya, dengan pos-pos pemeriksaan kesehatan didirikan di jalan-jalan, penerbangan dibatalkan dan polisi militer memblokir stasiun-stasiun kereta. Video dan foto dari dalam zona karantina di Wuhan telah menunjukkan rumah sakit dipenuhi orang-orang dan rak-rak supermarket terlihat kosong saat persediaan mulai menipis. Namun Wu dan beberapa warga lokal mengatakan, mereka mempercayai pemerintah setempat mampu untuk mengendalikan virus itu.

“Saya tidak benar-benar mengalami kesulitan nyata dalam kehidupan sehari-hari sekarang, kecuali saya sangat bosan,” ujar dia. 

Sedikit pilihan makanan Cerita lain dialami sepasang suami istri, Justin Steece dan Li Ling yang baru saja dikarunia anak laki-laki pertamanya, Colm pada 5 Januari 2020. Li Ling melahirkan di rumah sakit Wuhan, di mana saat ini Steece yang berprofesi sebagai guru di Amerika Serikat ini, tengah mati-matian berusaha menemukan cara untuk mengeluarkan keluarganya dari kota dan kembali ke Negeri Paman Sam. Konsulat AS di Wuhan telah mengevakuasi seluruh stafnya, dengan menerbangkan empat pesawat evakuasi meninggalkan Wuhan ke Amerika. Pesawat mengangkut warga AS yang dianggap paling berisiko tertular virus.

Sementara itu, dikabarkan tidak ada lagi penerbangan evakuasi yang dijadwalkan. Menunggu hingga mendapat kabar dapat keluar dari Wuhan, Steece mengambil setiap tindakan pencegahan untuk menghindari terpapar virus 2019-nCoV. Ketika pergi keluar untuk membeli bahan makanan, dia memakai masker wajah hingga kacamata hitam. Selain itu, ia juga mengenakan lapisan pakaian ekstra, yang kemudian dicuci begitu kembali ke rumah. Semua tas belanja yang digunakannya dibersihkan dengan hati-hati menggunakan sabun. Stecee menuturkan, di supermarket hanya tersedia sedikit pilihan makanan, di mana produk makanan segar jarang ditemukan. 

Membunuh waktu Saat masa karantina terus berlanjut, penduduk datang untuk berbagi sumber daya atau mengirim kelompok-kelompok kecil pergi berbelanja untuk beberapa keluarga. Ini dilakukan agar membatasi kemungkinan terinfeksi virus corona. Di kota kecil Sandouping yang terletak di tepi sungai, di provinsi Hubei, sekitar 300 kilometer dari Wuhan, peneliti Ping Huang mengatakan bahwa keluarganya baru-baru ini membagikan sekitar 750 kilogram atau setara 1.653 pon sayuran kepada polisi dan dokter.

“Keluarga saya mengelola sebuah hotel kecil di sini. Kami memiliki lebih dari cukup persediaan makanan bagi para wisatawan yang seharusnya mengunjungi daerah ini selama (Tahun Baru Imlek),” ujar Huang.

Saat keluarga-keluarga di seluruh Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang menunggu penguncian ditutup, media sosial China telah dibanjiri dengan video-video warga menghibur diri mereka dengan menari di ruang keluarga mereka atau memerankan kembali opera-opera China. Wu juga turut mengunggah video ke media sosial TikTok. Dalam salah satu videonya, Wu bermain petak umpet dengan kucingnya. Saat tidak di depan kamera, Wu mengatakan dia melakukan push up, menonton TV, dan melatih tulisan tangannya untuk menghabiskan waktu.

“Saya berharap pemerintah mengendalikan situasi sebelumnya. Jika itu yang terjadi, mungkin epidemi tidak akan berlangsung selama ini,” ujar dia.

Hingga Minggu sore, banyaknya korban meninggal karena terinfeksi virus corona sebanyak 814 orang. Mayoritas korban meninggal berasal dari China, Sementara itu, kematian di luar China dilaporkan di Hong Kong dan Filipina dengan masing-masing sebanyak 1 orang. Total korban yang dinyatakan sembuh sebanyak 2.884, dimana kasus terkonfirmasi hingga Minggu sore sebanyak 37.590 kasus. 

Kasus Wuhan ini menjadi pelajaran bagi banyak orang untuk dapat menjaga kesehatannya, pemilihan makanan yang higienis agar aman dikonsumsi sehingga menghindari adanya penularan virus dari hewan-hewan yang dikonsumsi. Untuk menjaga kesehatan masyarakat harus rutin cek kesehatan di rumah sakit terdekat. Setiap rekam medis ini harus dicatat secara jelas karena akan memudahkan dokter mengidentifikasi riwayat kesehatan kamu sebelumnya. Dalam mencatat riwayat medis dengan mudah dan lengkap AELL hadir membantu pasien dan rumah sakit.

AELL sebagai salah satu teknologi berbasis blockchain memberikan kemudahan bagi pasien dan rumah sakit dalam proses administrasi pasien. Rekam medis pasien yang tercatat dengan menggunakan teknologi blockchain sehingga data yang dapat disimpan lama dan aman. Menggunakan AELL catatan medis pasien akan tercatat sehingga dokter mudah dalam mendeteksi catatan riwayat pasien dengan cepat dengan menggunakan teknologi blockchain. AELL hadir memberikan kemudahan bagi pasien-pasien yang harus terjebak proses administrasi rumah sakit yang melelahkan, dengan adanya kemudahan ini kesehatan pasien menjadi keutamaan kita semua. Info selengkapnya AELL klik disini https://www.aell.co/