Posted on

Memang Enak, Tapi Jahat

Selang beberapa menit kemudian, Ditto sadarkan diri. Yoya meminta beberapa pihak untuk memberi ruang untuk Ditto agar bisa bernafas lega. Setelah melakukan pemeriksaan oleh Yoya ada hal yang memang harus Ditto periksa ke rumah sakit, karena alat medis yang Yoya bawa hanya seadanya. Ditto memang tipikal anak yang susah diajak kerumah sakit, karena dulu pernah waktu smp, Ayah Ditto meninggal dunia akibat keterlambatan dalam penanganan rumah sakit. Ketika Ayah Ditto dibawa kerumah sakit, ternyata kondisi disana ramai, dan harus mengantri terlebih dahulu. Nyawa Ayah Ditto pun tidak tertolong. Betapa terpukul dan sedih dirasakan. Maka dari itu Ditto sangat benci dengan sistem rumah sakit yang terkesan lamban dalam menangani pasien. Ditto trauma dengan pelayanan rumah sakit yang sudah merenggut nyawa ayahnya. Yoya menjelaskan bahwa sistem blockchain bisa digunakan di rumah sakit. 

Dengan adanya teknologi sistem blockchain yang dapat membantu pasien dan rumah sakit dalam mendata data diri pasien dan riwayat penyakitnya. Proses ini yang dapat ditangani dengan menggunakan teknologi blockchain yang mampu mendata riwayat data diri pasien tanpa takut disalah gunakan karena menggunakan sistem konfirmasi pihak bersangkutan, blockchain dengan sistem desentral yang aman dari kecolongan sistem. Administrasinya pun dapat dimudahkan dengan aplikasi ini sehingga pasien tidak harus menunggu lama untuk registrasi segala macamnya yang rumit dan memakan banyak waktu. Kemudahan ini dapat dilakukan AELL sebagai aplikasi berbasis blockchain yang membantu pasien dan rumah sakit lebih mudah dalam setiap prosesnya. Klik link berikut untuk informasi AELL lebih lanjut www.aell.co

Ditto akhirnya menuruti perintah Yoya. Selama perjalanan ke rumah sakit, muka Ditto tidak bisa dibohongi jika ia merasa lemas dan lelah namun dengan ciri khasnya Ditto dia berkata kalau dia sedang baik-baik saja. Ditto memang memiliki riwayat darah rendah, sesekali jika Ditto lupa beristirahat dan kurangnya asupan minum air putih, darah rendah Ditto sering kambuh. Apalagi Ditto seorang perokok aktif. Rokok menemani harinya dikala lelah, kalau katanya rokok jahat tapi enak, nenangin. Padahal sudah jelas bahaya kesehatan jika merokok. Sesampainya dirumah sakit, Ditto langsung diambil darah dan dicek. Benar saja, darah rendah Ditto kambuh.

“Dit, kamu butuh istirahat dulu. Tenaga kamu udah habis bikin album, sekarang kamu pake lagi buat promo album manggung keliling kota. Seminggu aja buat mulihin kesehatan kamu. Kurangi juga rokok kamu.” Kata Yoya dengan nada khawatir.

“Iya Yaa, aku gak papa kok. Sehat begini juga hehehe. Makasih ya Ya, selalu jagain gue.” Jawab Ditto.

Ditto memang orang yang sangat baik dan sayang kepada sahabat dan teman yang sudah dia percayai. Ditto bahkan tak segan memberikan segalanya yang dia punya demi orang yang ia sayangi.

“Tuhkan kalau dibilangin susah deh. Istirahat ya. Padahal besok pingin ngajak lo pergi nih. Huh sehat ya, ga boleh sakit.” Jawab Yoya.

Tiba-tiba Wawan dan Kale masuk melihat kondisi Ditto.

“Ya, gimana Ditto? Gak kenapa-napa kan?”. Tanya Wawan.

“Gapapa Kak, tadi sudah cek darah dan hasilnya biasa deh. Darah rendahnya kambuh. Bantu Ditto kurangin rokoknya dong Kak. Dia kan lagi padet banget jadwalnya, harus jaga kondisi badan”. Jawab Yoya.

“Iya Yaa, namanya juga laki, bawel ya adek gue hehe. Eh Iya Ya, lusa kamu jadi?”. tanya Wawan.

“Mau kemana Ya?. Tanya Kale.

Yoya sejak SMA memang memiliki mimpi mempunyai rumah sehat dan pintar untuk masyarakat yang kurang mampu. Hati tulus dan senang kepada anak kecil menggerakan Yoya untuk mewujudkan mimpi tersebut…

Mampukah Yoya mewujudkan impiannya tersebut? Simak kelanjutan ceritanya di sini.

 

Episode 1 — to be continue