Posted on

Polusi Mengancam Kita Semua

This image has an empty alt attribute; its file name is Polusi-Mengancam-Kita-Semua.png

Akhir-akhir ini isu mengenai masalah polusi udara sedang ramai diperbincangkan. Tingkat polusi di kota-kota besar pun semakin mengkhawatirkan dan masuk ke dalam kategori tidak sehat. Udara pada dasarnya merupakan faktor yang paling penting dalam hidup dan kehidupan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman serta pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, lalu disusul dengan berkembangnya sektor transportasi maka kualitas udara pun mengalami perubahan yang disebabkan oleh terjadinya pencemaran udara. Kita sendiri pun sebagai makhluk hidup yang sangat bergantung pada udara ikut merasakan akibat dari pencemaran atau polusi udara ini. Banyak efek buruk yang dihasilkan dari pencemaran udara ini dan jika tidak ditanggulangi maka akan mengancam kelestarian lingkungan serta kelangsungan makhluk hidup di sekitarnya. 

Dari segi kesehatan salah satunya, pencemaran udara dapat berakibat pada terganggunya kesehatan dan pertumbuhan anak-anak. Misalnya timbulnya penyakit anemia, memang di masa pertumbuhan sel-sel darah merah terus diproduksi. Namun, karena masuknya timbal akibat emisi gas karbon akan merusak sel darah merah dan jumlahnya makin lama makin berkurang. Pada akhirnya anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan bisa menderita anemia. Timbal yang masuk ke dalam tubuh juga akan merusak sel-sel darah merah yang mestinya dikirim ke otak. Akibatnya bisa terjadi gangguan pada otak dan hal yang paling dikhawatirkan, anak-anak bisa mengalami gangguan dalam kemampuan berpikir, daya tangkapnya menjadi lambat dan tingkat IQ nya menjadi rendah. Sedangkan dalam hal pertumbuhan fisik, keberadaan timbal ini akan berdampak pada beberapa gangguan seperti keterlambatan pertumbuhan dan gangguan pendengaran pada frekuensi-frekuensi tertentu. Kalian tidak mau kan ini terjadi kepada anak-anak kita di generasi mendatang? Jangan kira hal ini hanya berdampak kepada anak-anak saja, orang dewasa pun juga bisa terkena dampak buruk dari polusi ini. Timbal yang dihasilkan dapat mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan. Zat ini juga dapat mengurangi jumlah dan fungsi sperma sehingga bisa menyebabkan seseorang mengalami kemandulan. Timbal juga mengganggu fungsi jantung, ginjal dan bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit stroke serta kanker. Untuk ibu hamil pun akan menghadapi resiko yang sangat tinggi jika kadar timbal dalam darahnya mencapai di atas batas normal. Timbal ini akan menuju ke janin dan menghambat tumbuh kembang otak janin tersebut. Resiko lain yang bisa terjadi dan paling menakutkan adalah ibu tersebut bisa mengalami keguguran. 

Yang perlu kalian ketahui, zat timbal layaknya musuh dalam selimut. Pada awalnya kadar timbal yang tinggi dalam darah tidak akan menunjukkan gejala penyakit namun baru akan nampak dalam jangka panjang. Sudah banyak studi yang dilakukan tentang polusi udara yang menghasilkan zat timbal ini dan hasilnya setelah dilakukan tes sampel darah sebanyak 400 yang diambil dari anak-anak usia sekolah di Jakarta, hasilnya sekitar 35% sampel memiliki kadar timbal di atas normal yang berada di dalam darah mereka. Angka ini melebihi ambang batas kadar timbal pada tubuh anak-anak yang ditetapkan CDC (Center for Deseases Control and Prevention) yang hanya 10 mikrogram per desiliter. Dampak lain pada pencemaran udara pada berdampak juga pada lingkungan sekitar kita, polusi dapat menghambat fotosistesis pada tumbuhan sehingga mengakibatkan tumbuhan tidak bisa menghasilkan oksigen. Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi juga dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit. Polusi udara ini juga dapat menyebabkan hujan asam. pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya zat CO2 di atmosfer. Zat-zat yang dihasilkan dari pencemaran udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan dan membentuk asam serta menurunkan pH air hujan. Hujan asam ini memberikan efek-efek buruk dalam kehidupan antara lain mempengaruhi kualitas air di permukaan, bisa merusak tanaman dan bisa melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga dapat mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan. Hujan asam ini juga bersifat korosif sehingga bisa merusak material dan bangunan. Akibatnya daya tahan dari sebuah bangunan menjadi tidak tahan lama.

Untuk menanggulangi terjadinya pencemaran udara, kita sendiri dapat melakukannya melalui beberapa usaha antara lain mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida, mengolah atau mendaur ulang limbah asap industri, melakukan penghijauan dan reboisasi atau pohon-pohon pengganti dan kita juga bisa mulai dari hal-hal sederhana seperti menghemat pemakaian listrik, karena seperti yang kita ketahui bahwa energi listrik yang kita pakai sekarang masih berasal dari pembakaran energi fosil yang dapat mengakibatkan emisi gas karbon. Selain menghemat listrik, kita juga dapat beralih ke sumber Renewable Energy, banyak sumber-sumber energi dari alam yang dapat kita manfaatkan untuk dapat menghasilkan listrik sebagai pengganti energi fosil tersebut. Salah satunya adalah energi surya dengan perantara alat bernama Solar Panel.

Solar Panel sendiri sebagai salah satu alat untuk menghasilkan Renewable Energy bisa jadi pilihan, mengingat sumber energi yang diterima oleh alat tersebut tak akan habis. Terlebih lagi untuk kita yang tinggal di Indonesia, negara kita berada di garis khatulistiwa sehingga sepanjang tahun akan terus disinari oleh matahari sehingga Solar Panel sangat potensial untuk menjadi sumber energi baru yang dipasang di rumah maupun gedung-gedung perkantoran anda. REEF sebagai aplikasi financing berbasis Blockchain dan bekerjasama dengan perusahaan JSKY sebagai produsen Solar Panel hadir sebagai solusi untuk mempermudah masyarakat yang tak ingin terus menjadi korban emisi karbon di masa depan. Dengan mengubah gaya hidup dan beralih ke Solar Panel, anda minimal sudah berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Ingin tahu lebih banyak tentang REEF langsung saja klik https://www.reef.id untuk informasi selengkapnya. 

Posted on

Perubahan Iklim Ikut Merubah Hidupku

This image has an empty alt attribute; its file name is Perubahan-iklim-ikut-merubah-hidupku.png

Ketika ku bangun dari tidur ku yang lelap, aku langsung membuka jendela dengan niat untuk menikmati udara pagi ini. Tetapi bukan indahnya pagi yang ku lihat, namun yang ku lihat hanya kabut yang menyelimuti gedung-gedung di sekitar rumah ku itu dan matahari pagi yang memancarkan cahayanya yang berkilau dan menerpa jendela kamar ku nampak kurang terang sinarnya akibat tertutup kabut yang menyelimutinya. Aku pun langsung pergi ke halaman lalu duduk dibawah pohon cemara yang sudah tua. Di sekelilingku tampak bunga-bunga kecil yang tumbuh asri dan ditemani oleh beraneka dedaunan kering yang terbaring dengan lekukan tak beraturan. Aku mulai menyapu daun-daun tersebut agar halaman ku terlihat bersih dari sampah daun tersebut.

Setelah aktivitas menyapu itu, lalu mataku melihat lebih jauh ke sekeliling wilayah rumah ku, banyak perubahan yang terjadi setelah 3 tahun aku tinggal di daerah ini. Yang kulihat sekarang, tempat-tempat di sekitar ku sudah sangat jauh berbeda. Tadinya sekeliling rumah ku dan tetangga ku masih banyak lahan-lahan yang ditumbuhi pepohonan yang rimbun pada saat awal aku pindah kesini, namun sekarang semuanya berganti dengan beberapa gedung perkantoran dan membuat daerah rumah ku menjadi pemukiman padat. Karena banyak gedung-gedung yang dibangun di sekitar rumah ku, hiruk pikuk kendaraan pun ikut jadi ikut bertambah dan kendaran-kendaraan yang tiada hentinya melaju di jalan pun meninggalkan kepulan-kepulan asap yang dimana menghasilkan gas karbondioksida dan membuat polusi udara. Belum lagi ditambah bisingnya suara-suara dari knalpot kendaraan bermotor yang membuat telinga ku sakit. Aku pun melihat sekeliling, ternyata daerah rumah tempat ku kini berada hanyalah sebuah komplek diantara gedung-gedung pencakar langit. Aku pun mencoba menghela nafas panjang, wangi bunga-bunga di halaman rumah ku yang tadinya enak dirasakan oleh hidung kini berganti dengan aroma yang tidak enak dan sungguh menyesakkan dada. Aku lalu mencoba pergi dari rumah ku dan berjalan langkah demi langkah menyusuri trotoar dan berharap dapat menghirup udara pagi yang segar, tetapi semakin jauh aku berjalan, malah semakin tidak enak rasanya dan membuat sesak dada ku.

“Akh… Polusi.” Aku bergumam dengan kesal.

Tepat di tepi trotoar aku berdiri, ku lihat banyak kendaraan yang berlalu lalang dan silih berganti sehingga membuat kemacetan di daerah tersebut. Aku mencoba bergegas dari tempat itu, tetapi beberapa meter aku berjalan, ku lihat lagi kendaraan dan masih saja terjadi kemacetan. Kenapa kemacetan selalu jadi permasalahan? Apakah tidak ada penanganannya? Mungkin itu hanya pertanyaan standar. Semakin padatnya gedung-gedung perkantoran di daerah ku, eksploitasi lahan untuk pembangunan gedung-gedung semakin gencar dilakukan pihak-pihak industri. Lalu dengan banyaknya gedung-gedung perkantoran, semakin banyaknya juga orang yang berlalu lalang ke tempat itu dan banyak juga yang menggunakan kendaraan bermotor. Solusi akhir dari kemacetan ini adalah menumpuknya kendaraan dan akibatnya menimbulkan polusi udara.

Aku pun mulai berpikir keras. Mungkin industri-industri seperti ini memang tidak mengganti dengan hal yang lebih baik, tapi mereka menggantinya dengan pagar-pagar beton. Mereka pun tidak menyadari bahwa tumbuh-tumbuhan dan bumi kita sedang menangis, meratapi polusi-polusi yang datang untuk membunuh mereka. Hal-hal seperti bencana alam yang datang adalah bukti kemurkaan mereka, dan tentunya akan merugikan kita juga. Ingatkah beberapa tahun silam, ketika kampanye perubahan iklim sedang digembar-gemborkan? Kita baru bertindak ketika pemborosan energi telah terjadi, sebelumnya kita seakan acuh pada lingkungan kita sendiri dan akibat pemborosan energi serta asap dari kendaraan bermotor tersebut sekaligus memberikan efek rumah kaca pada langit akibat gas pembuangan yang mengapung di atmosfir serta memberikan efek buruk terhadap sejuta umat manusia di dunia. 

Pentingnya menjaga lingkungan harus diterapkan sejak dini dan kita semua harus paham betul tentang dampak yang akan terjadi jika kita tidak menjaga lingkungan dengan benar. Janganlah menjadi manusia yang egois, alam ini bukan hanya milik generasi kita, masih ada generasi-generasi selanjutnya yang ingin merasakan kesejukan pepohonan serta keasrian lingkungan. Janganlah ditebang sembarangan, masih akan ada generasi yang ingin merasakan udara pagi yang sejuk dan teduh serta jangan pula mencemari udara dengan asap kendaraan. Saat ini pun banyak Renewable Energy yang bisa menjadi pilihan terbaik dalam menghadapi situasi seperti ini. Banyak yang kita bisa manfaatkan dari alam sekitar kita sebagai sumber energi mulai dari matahari, angin, panas bumi dan bahkan air. Tanpa kita sadari, matahari memberikan banyak manfaat dalam kehidupan dan salah satunya bisa sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan tanpa menghasilkan emisi gas karbon yang dapat mencemari udara. Sinar matahari yang kita dapatkan dapat diolah menjadi energi dengan perantara alat seperti Solar Panel.

Solar Panel sendiri sebagai salah satu alat untuk menghasilkan Renewable Energy bisa jadi pilihan, mengingat sumber energi yang diterima oleh alat tersebut tak akan habis. Terlebih lagi untuk kita yang tinggal di Indonesia, negara kita berada di garis khatulistiwa sehingga sepanjang tahun akan terus disinari oleh matahari sehingga Solar Panel sangat potensial untuk menjadi sumber energi baru yang dipasang di rumah maupun gedung-gedung perkantoran anda. REEF sebagai aplikasi financing berbasis Blockchain hadir sebagai solusi untuk mempermudah masyarakat yang tak ingin terus menjadi korban emisi karbon di masa depan. Bekerjasama dengan perusahaan JSKY sebagai produsen Solar Panel, REEF mengajak kita untuk mengubah gaya hidup dan beralih ke Solar Panel. Jika bisa dilakukan, anda minimal sudah berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Ingin tahu lebih banyak tentang REEF langsung saja klik https://www.reef.id untuk informasi selengkapnya.

Posted on

Potensi Dari Alam Untuk Alam

This image has an empty alt attribute; its file name is Potensi-Dari-Alam-Untuk-Alam.png

Jika kita bicara soal perubahan lingkungan memang kita tidak bisa terlepas dari adanya perubahan iklim dan cuaca. Dimana salah satu penyebab utama perubahan itu adalah kita sebagai manusia itu sendiri. Proses kerusakan alam ini telah terjadi sejak ratusan tahun lalu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak bisa dipungkiri jika salah satu dampak negatif dari kemajuan ilmu dan teknologi adalah semakin rusaknya alam ini seperti penggundulan hutan, penambangan liar, polusi dari asap kendaraan bermotor, limbah pabrik dan sebagainya. Jika dulu orang menebang hutan hanya dengan kampak, sekarang sudah bisa menggunakan alat yang lebih canggih sehingga hutan seluas apapun di bumi ini bisa habis sekejap. Semua itu adalah sebagian dari contoh tentang penyebab dari perubahan lingkungan selama ini. Tapi apakah kita menyadari perubahan lingkungan yang terjadi di sekitar kita? Kisah berikut akan menggambarkan efek yang terjadi dari perubahan lingkungan serta solusi untuk menanggulanginya.

Adit dan sekeluarga tinggal di sebuah kampung dibagian kota Medan yang merupakan daerah dataran rendah dan di dominasi oleh rawa-rawa serta dilewati sungai kecil. Keluarganya membeli tanah ini sekitar tahun 70an, pada saat itu lingkungan sekitar masih sepi dan banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon besar sedangkan di depan rumah Adit terdapat sungai kecil selebar kurang lebih 2 meter. Di belakang rumah Adit ada beberapa kolam kecil yang berisi bermacam-macam jenis ikan air tawar, karena saking banyaknya ikan di kolam itu, nenek Adit bercerita bahwa kita bisa menangkapnya hanya dengan mengaisnya dengan menggunakan ember. Kemudian di lingkungan sekitar rumah Adit itu pada zaman dulu masih banyak binatang-binatang liar seperti berang-berang, musang bahkan burung-burung liar yang banyak berterbangan di atas langit. Dari rentang antara tahun 70-90 an, banyak perubahan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya populasi penduduk di lingkungan tempat tinggal Adit. Rawa-rawa yang dulu merupakan berisi ikan, burung, musang dan berang-berang kini sudah berganti menjadi sebuah komplek perumahan. Efek yang dirasakan saat ini pun sangat terasa, dimana jika ingin menangkap ikan dengan beragam jenis seperti dulu kini sudah tidak bisa lagi. Sungai di depan rumah Adit pun sudah tidak mengalir dan ukurannya sudah diperkecil untuk pelebaran jalan, pohon-pohon disekitar rumahnya juga sudah banyak yang ditebangi.

Perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan rumah Adit tersebut mungkin bisa menjadi contoh kecil dari perubahan global yang terjadi diseluruh dunia. Dan jika dilihat dari rentang waktu dari tahun 70an dari pertama keluarga Adit tinggal disana hingga sekarang, telah terjadi banyak perubahan yang cukup signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, Adit menyadari bahwa sudah ada potensi bahaya yang diakibatkan oleh pemanasan global dan perubahan lingkungan di tempat tinggalnya. Hal itu diakibatkan oleh aktivitas manusia yang mulai merubah lingkungan yang asri menjadi sebuah komplek perumahan. Daerah lingkungan rumah Adit pun menjadi tempat pemukiman yang padat penduduk dan juga mulai rusak lingkungannya yang dimana di jalanan daerah tersebut sering terjadi macet akibat kendaraan, dibangunnya kantor-kantor kecil untuk usaha serta kurang pedulinya warga sekitar untuk menjaga kebersihan lingkungan tersebut. Setiap hari Adit dan orang-orang disekitarnya dihadapkan dengan masalah lingkungan, seperti polusi udara, sampah dan masih banyak lagi. Adit sendiri yang sejak kecil sudah diajari oleh keluarganya untuk mencintai lingkungan, sangat tergerak hatinya untuk mencari solusi bagi masalah ini. Adit ingin bergerak aktif untuk ikut serta dalam menjaga bumi.

Adit sendiri merasa sangat berbeda dengan udara di hirupnya dalam beberapa tahun terakhir ini. Sejak daerah rumahnya menjadi sebuah komplek perumahan dan banyak juga gedung-gedung kantor. Tingkat kendaraan bermotor penghasil polusi juga turut meningkat. Adit sendiri tidak tahan dengan asap kendaraan bermotor karena bikin sesak napas dan mata perih. Adit yang sekarang bekerja di pusat kota Medan mau tidak mau harus pergi melewati jalan yang macet tersebut. kadang-kadang ia melihat indikator polusi udara yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Adit mencoba mengajak warga sekitar untuk dapat lebih peduli dengan lingkungannya. Awalnya Adit melakukan sosialisasi tentang dampak buruk yang dihasilkan dari polusi udara. Lama-kelamaan, para warga setempat pun mulai setuju dengan apa yang telah Adit suarakan. Mereka merasa, kenyamanan saat beraktivitas di ruangan terbuka mulai terganggu dan mengancam kesehatan akibat polusi ini seperti sesak napas, asma batuk dan lain-lain. 

Adit pun mulai mengkampanyekan kepada warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan, dan bisa dimulai dari lingkungan tempat tinggal masing-masing. Peran dari warga sekitar pun amat penting, karena kualitas udara yang mereka hirup sangat bergantung pada pilihan gaya hidup mereka setiap hari. Selain itu, Adit juga mengajak warga untuk beralih ke Renewable Energy. Banyak potensi yang dapat digali dari Renewable Energy ini, selain bisa menghemat energi juga tentunya ramah lingkungan. Adit mengatakan bahwa sumber-sumber Renewable Energy ini bisa di dapat dari alam seperti sinar matahari, air, angin dan bahkan dari limbah yang berasal dari lingkungan kita. Dengan pengelolaan yang baik, maka kedepannya sumber energi dari alam ini akan bisa menjadi sumber energi alternatif untuk kehidupan dan efeknya pun akan sangat besar untuk kelestarian alam juga.

Semoga kisah diatas bisa menginspirasi anda dan jika memang anda mulai peduli tentang dampaknya nanti, mungkin beralih ke sumber Renewable Energy bisa menjadi pilihan. Seperti REEF aplikasi financing berbasis Blockchain dan bekerjasama dengan perusahaan JSKY sebagai produsen Solar Panel yang hadir untuk memberi solusi bagi terciptanya kelestarian lingkungan dengan Solar Panel. REEF berkomitmen untuk menghasilkan energi bersih dan juga menginspirasi masyarakat untuk segera beralih ke Renewable Energy serta menjaga kelestarian lingkungan. Ingin tahu lebih lanjut? Langsung saja klik www.reef.id untuk informasi selengkapnya.

Posted on

Membuat Udara Berkualitas, Tidak Lagi Terbatas

This image has an empty alt attribute; its file name is Membuat-Udara-Berkualitas-Tidak-Lagi-Terbatas.png

Belakangan ini pola gaya hidup sehat di dalam masyarakat semakin sering dikembangkan. Untuk menciptakan generasi penerus yang sehat serta peduli lingkungan, macam-macam aktivitas bisa dilakukan dan sering juga kita jumpai beberapa kampanye yang menyuarakan tentang kelestarian lingkungan. Semua aktivitas ini berakar kepada satu masalah yang akhir-akhir ini menjadi topik hangat untuk diperbincangkan yaitu masalah polusi udara. Masalah polusi udara dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dan masalah ini pun menjadi alasan yang kuat mengapa saat ini beberapa orang atau aktivis mulai gencar dalam mengkampanyekan serta mempopulerkan gaya hidup yang sehat serta peduli dalam kelestarian lingkungan. 

Memulai kesadaran untuk melestarikan lingkungan tidaklah sulit dan dapat dimulai dari hal-hal kecil. Secara perlahan kesadaran ini pun mulai mencakup berbagai lapisan baik dari kalangan muda maupun tua, meskipun belum semuanya bisa menyadari mengapa kelestarian lingkungan itu penting bagi kelangsungan umat manusia. Dalam upaya pelestarian lingkungan pun, kita tidak bisa lepas dari yang namanya energi listrik. Energi listrik memang memegang peran yang penting dalam kehidupan manusia, karena dalam penggunaannya energi listrik bisa dikategorikan sebagai penggerak roda kehidupan saat ini. Tetapi yang mungkin masyarakat sekarang belum tahu adalah, edukasi tentang energi listrik yang sekarang digunakan masih menggunakan bahan bakar dari energi fosil yang menghasilkan limbah berupa emisi karbon dan hal itu lah yang nantinya memicu terjadinya polusi udara di lingkungan kita. 

Polusi udara yang dihasilkan baik dalam penggunaan energi listrik maupun asap dari pabrik dan kendaraan bermotor itu berupa kandungan karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida, serta partikel SPM yang dimana zat-zat polutan tersebut bisa berdampak buruk terhadap kesehatan manusia serta lingkungan sekitarnya. Seperti misalnya, gas karbon monoksida yang dapat menyebabkan kematian bagi orang yang menghirupnya, walaupun berdampak lama namun dalam beberapa kasus telah banyak orang yang meninggal akibat tertidur dalam mobil yang menyala sambil menyalakan AC dan membiarkan kaca mobilnya tertutup rapat. Gas polutan lain seperti karbon dioksida juga merupakan salah satu penyebab terjadinya global warming sedangkan sulfur dioksida dan nitrogen oksida merupakan polutan yang menjadi penyebab terjadinya hujan asam. Masyarakat sekitar juga dapat menderita beberapa penyakit akibat pencemaran udara, dan tak bisa dipungkiri bahwa polusi udara berpotensi membahayakan kesehatan. Namun, masih banyak orang yang menyepelekan bahaya polusi udara. Beberapa penyakit yang mungkin bisa terjadi di masyarakat akibat dari polusi udara tersebut antara lain penyakit Asma, Ispa, Paru-paru basah atau yang lebih parah lagi Jantung koroner akibat keracunan polusi udara. Sangat membahayakan bukan?

Mari kita ambil dari kisah Mira, seorang mahasiswi universitas terkenal di Jakarta. Mira sendiri berasal dari keluarga yang berkecukupan dan stabil dalam hal finansial, hal itu membuat Mira bisa mendapatkan berbagai macam hal yang ia mau termasuk energi listrik untuk ia pakai di dalam rumahnya. Seringkali ditemui saat siang atau pun malam, Mira senang sekali menggunakan alat-alat yang membutuhkan energi listrik seperti AC, TV, Radio dan lain-lain. Tak jarang juga jika ingin bepergian Mira membutuhkan hairdryer untuk mengeringkan rambutnya setelah ia mandi. Di rumahnya pun lebih tepatnya di ruang keluarganya, AC nya pun selalu menyala setiap hari untuk mendinginkan ruang keluarganya. Tak heran aktivitas seperti itu yang dilakukan secara terus menerus lambat laun dapat menghasilkan polusi akibat pemakaian dari alat-alat yang menggunakan energi listrik tersebut. Sifat Mira dan keluarganya yang acuh dan seakan tidak peduli dengan dampak dari pencemaran lingkungan ini jika dilihat sangat memprihatinkan jika terjadi terus menerus tanpa ada yang mengedukasi mereka tentang bahaya dari energi listrik yang masih memakai pembakaran fosil ini.

Beberapa bulan kemudian pun, Mira tiba-tiba merasa sesak nafas dan langsung berkonsultasi dengan dokter langganannya. Disana ia mengeluhkan sakit serta sesak di area pernafasannya dan dokter pun langsung tau asal muasal penyakit sesak nafas yang diderita Mira ini. Ternyata berasal dari pencemaran udara yang diakibatkan oleh polusi. Setelah ditelusuri lebih lanjut, dampak dari pemakaian alat-alat bersumber energi listrik di rumah Mira ini lah jadi penyebabnya, karena masih memakai listrik dari pembakaran fosil maka akan menghasilkan limbah berupa emisi karbon dan berbahaya bagi sistem pernafasan. Dokter pun menyarankan serta mengedukasi Mira serta keluarganya untuk tidak lagi melakukan pola hidup sepeti itu, selain pemborosan juga berbahaya untuk lingkungan sekitar. Terlebih lagi, dokter pun menyarankan ke keluarga Mira untuk segera beralih ke sumber energi listrik terbarukan, selain lebih hemat dan tentunya bisa mengurangi dampak emisi gas karbon serta lebih ramah untuk lingkungan. Mengingat lingkungan rumah Mira merupakan daerah yang sering disinari oleh matahari, maka Solar Panel bisa dipakai sebagai sumber penghasil listrik alternatif untuk rumah Mira tersebut.

Solar Panel sendiri sebagai salah satu alat untuk menghasilkan Renewable Energy bisa jadi pilihan, mengingat sumber energi yang diterima oleh alat tersebut tak akan habis. Terlebih lagi negara Indonesia berada di garis khatulistiwa sehingga sepanjang tahun akan terus disinari oleh matahari sehingga Solar Panel sangat potensial untuk menjadi sumber energi baru yang dipasang di rumah anda. REEF aplikasi financing dengan sistem Blockchain hadir sebagai solusi untuk mempermudah masyarakat yang tak ingin terus menjadi korban emisi karbon di masa depan, bekerjasama dengan perusahaan JSKY sebagai produsen Solar Panel. Dengan mengubah gaya hidup dan beralih ke Solar Panel, anda minimal sudah berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Ingin tahu lebih banyak tentang REEF dan produk-produk ramah lingkungan lainnya langsung saja klik https://www.reef.id untuk informasi selengkapnya. 

 

Posted on

Upaya Menanggulangi Masalah Polusi Udara

This image has an empty alt attribute; its file name is Upaya-Menanggulangi-Masalah-Polusi-Udara.png

Apakah kalian tahu bahwa pencemaran lingkungan merupakan masalah utama yang memiliki potensi untuk mengakibatkan kepunahan umat manusia di bumi jika tidak segera diatasi? Dari berbagai jenis polusi, polusi udara adalah salah satu yang membutuhkan perhatian segera. Permasalahan polusi udara serta pemanasan global yang mengakibatkan peningkatan jumlah gas rumah kaca di udara adalah masalah yang paling parah dihadapi manusia pada saat ini. Untuk itu, diperlukan adanya sebuah perubahan besar pada teknologi dan sosial yang didukung oleh aspek  keuangan dan politik yang dilakukan oleh suatu Industri. Untuk saat ini bisa dibilang masih sedikit sangat sedikit industri yang menggunakan teknologi ramah lingkungan, karena para pengusaha industry tersebut lebih cenderung fokus dalam mencari keuntungan dibandingkan untuk menyelamatkan lingkungan yang dimana itu memerlukan biaya yang sangat besar. Tetapi pada saat ini dengan adanya inovasi pada teknologi ramah lingkungan yang mampu menghemat biaya maka penyelamatan lingkungan pun dapat dilakukan sejalan dengan tujuan perusahaan dalam mencari keuntungan, dan nantinya akan mampu mengatasi kontaminasi dan pencemaran di lingkungan industri. 

Polusi udara di Jakarta jadi pembahasan yang hangat belakangan ini. Salah satu situs yang menyediakan angka pengukuran kualitas udara yaitu AirVisual menunjukkan tingkat pencemaran udara di Jakarta sebulan terakhir masuk kategori tidak sehat. Masalah polusi udara di Jakarta menjadi ramai dibahas sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan AirVisual menunjukkan air quality index (AQI) Jakarta berada pada angka 168 atau masuk kategori unhealthy. Di wilayah Indonesia sendiri khususnya Jakarta bahkan sempat menduduki ranking 1 kota paling berpolusi di dunia pada tahun 2019 ini. Saat itu, AQI Jakarta berada di angka 184 berdasarkan pengukuran dan kandungan PM 2,5 pagi itu, berdasarkan data AirVisual adalah 119.8 µg/m³. Kondisi udara Jakarta tidak juga kunjung membaik, bahkan di akhir pekan. Padahal, pada akhir pekan tidak banyak aktivitas perkantoran maupun pabrik yang artinya berbanding dengan jumlah kendaraan di ibu kota juga menurun. Saking berpolusinya udara di Jakarta kadang membuat mata kita bisa tertipu. Seringkali kita melihat kabut atau embun yang menutup dan mengaburkan pandangan pada gedung-gedung pencakar langit di ibu kota, tapi ternyata itu bukan kabut. Langit Jakarta sendiri jarang terlihat benar-benar biru dan warna langit lebih sering kelabu padahal sedang tak mendung.

Pemprov DKI Jakarta sendiri tetap mengambil langkah-langkah perbaikan demi menciptakan kualitas udara yang lebih baik untuk warganya. Mulai dari mewajibkan uji emisi, penggunaan baterai untuk mengganti genset, hingga membagikan tanaman kepada warga dan Pemprov DKI Jakarta juga terus mengkampanyekan agar warganya bisa beralih ke moda transportasi umum yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang berada di jalanan sehingga bisa menekan tingkat polusi udara. Ada sejumlah hal yang menjadi penyumbang polutan di Jakarta. Yang pertama dan paling utama adalah kendaraan bermotor, seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk Jakarta maka jumlah kendaraan pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah tersebut kebanyakan di dominasi oleh sepeda motor lalu disusul mobil penumpang, mobil beban, bus serta kendaraan lainnya. Jumlah ini pun belum termasuk lagi dengan kendaraan-kendaraan dari wilayah sekitar Jakarta yang masuk ke wilayah DKI Jakarta setiap harinya. 

Banyaknya kendaraan pribadi ini sebenarnya tak terlepas dari dua faktor, yaitu kelakuan manusianya dan yang kedua itu tata kotanya. Manusia Jakarta zaman sekarang, lebih suka hidup dengan simpel. Permasalahannya hal itu berbanding terbalik dengan jumlah transportasi umum di Jakarta yang tidak mendukung keinginan hidup seperti itu. Permasalahan kedua yaitu tentang tata kota. Yang menjadi faktor membuat jumlah kendaraan pribadi di Jakarta makin mengalami peningkatan secara pesat adalah karena Jakarta tidak dibangun dengan perencanaan yang jelas, hampir setiap tempat ada kantor, wilayah yang khusus untuk tempat tinggal juga tak jelas. Jakarta sendiri dinilai juga sangat padat hingga banyak jalan-jalan maupun gang-gang kecil yang tak bisa diakses oleh transportasi umum. Permasalahan inilah yang memicu sulitnya menata sistem transportasi di ibu kota.

Belum lagi di Jakarta masih banyak sekarang industri-industri besar yang masih menggunakan pembakaran minyak dan menyebabkan emisi gas rumah kaca, jumlah penggunaannya pun harus dibatasi dan jika mungkin harus dihilangkan sama sekali. Untuk mengatasi terjadinya polusi, limbah, maka kini diperlukan gerakan ramah lingkungan bagi industri di Indonesia khususnya di Jakarta untuk menunjukkan tanggung jawabnya kepada masyarakat. Pemerintah pun harus memberikan aturan yang tegas terhadap kewajiban industri untuk menjaga kelestarian lingkungan dan sebenarnya pemerintah sendiri juga telah melakukan berbagai cara dalam mengatasi dampak dari polusi udara yang ada di Jakarta yaitu dengan cara melakukan tindakan penghijauan terutama di daerah-daerah industri dan perkotaan. Karena dapat mengurangi polusi-polusi yang disebabkan alat transportasi atau semacamnya dengan cara diserap oleh tumbuhan-tumbuhan dari hasil penghijauan tersebut. Lalu dengan cara mengedukasi warganya untuk segera beralih ke Renewable Energy, dengan menggunakan Renewable Energy ini kita dapat meminimalisir dampak dari emisi karbon yang bisa menyebabkan polusi udara terlebih di kota-kota besar seperti Jakarta ini masih banyak yang menggunakan energi yang memicu emisi karbon.

Solar Panel sendiri sebagai salah satu alat untuk menghasilkan Renewable Energy bisa jadi pilihan, mengingat sumber energi yang diterima oleh alat tersebut tak akan habis. Terlebih lagi negara Indonesia berada di garis khatulistiwa sehingga sepanjang tahun akan terus disinari oleh matahari sehingga Solar Panel sangat potensial untuk menjadi sumber energi baru yang dipasang di rumah maupun gedung-gedung perkantoran anda. REEF aplikasi financing berbasis Blockchain hadir sebagai solusi untuk mempermudah masyarakat yang tak ingin terus menjadi korban emisi karbon di masa depan, bekerjasama dengan perusahaan JSKY sebagai produsen Solar Panel. Dengan mengubah gaya hidup dan beralih ke Solar Panel, anda minimal sudah berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Ingin tahu lebih banyak tentang REEF langsung saja klik https://www.reef.id untuk informasi selengkapnya. 

Posted on

Polusi Hilang Dengan Solar Panel

This image has an empty alt attribute; its file name is Polusi-Hilang-Dengan-Solar-Panel.png

Hampir setiap hari Joni harus beraktivitas dengan menggunakan masker yang menutupi hidungnya, baik saat berangkat sekolah, pulang sekolah maupun bepergian kemana pun. Dia pun sebenarnya tidak mengetahui mengapa dirinya harus menggunakan masker setiap hari pada saat berpergian, namun ia teringat akan pesan dari ibunya. Ibunya selalu berpesan kepada Joni bahwa ia harus memakai masker itu dan harus selalu menempel menutupi hidungnya saat dia berangkat ke sekolah sampai tiba di sekolah. Begitu pun saat Joni pulang dari sekolah dan tiba kembali ke rumah, Joni sendiri baru melepasnya saat tiba di rumah. Joni yang berusia 14 tahun dan baru duduk di bangku sekolah menengah pertama atau SMP yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya, jarak antara rumah ke sekolahnya hanya sekitar 500 meter saja dan ia berjalan kaki setiap hari dari rumahnya sampai ke sekolah dan memakai masker tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari dan masker ini pun selalu menjadi teman perjalanannya.

Setiap malam pun ibunya selalu berpesan kepada Joni bahwa masker untuk besok sudah ibunya siapkan di meja kamarnya, Ibu Joni selalu berpesan seperti ini kepada anaknya setiap selesai makan malam. Joni pun mulai bertanya kepada ibunya, “Ibu, kenapa sih setiap hari Joni harus pakai masker ini, kan maskernya bikin panas bu. Joni jadi tidak nyaman. Teman-teman Joni saja jarang ada yang menggunakan masker kalau pergi ke sekolah.” Tanpa basa basi, ibu Joni pun menjawab pertanyaan anaknya tersebut, “Jadi begini Jon, memakai masker ini mungkin memang tidak nyaman untuk kamu pakai, tetapi minimal kamu jadi bisa mengurangi masuknya udara yang kotor ke pernafasanmu. Jika banyak udara kotor yang masuk ke pernafasanmu, nanti kamu bisa terjangkit penyakit dan kamu tidak bisa masuk ke sekolah.” Ibu Joni pun memberikan penjelasan kepada Joni yang semakin terlihat penasaran.

“Mengapa udara kita bisa kotor bu?” Joni kecil tampaknya masih saja penasaran. “Udara yang kotor itu penyebabnya banyak sekali Jon, nanti jika kamu sudah besar dan beranjak dewasa pasti kamu akan tahu apa saja penyebab udara kita bisa kotor, tetapi ibu akan berikan contoh sederhana supaya kamu paham. Kamu kalau dalam perjalanan pasti sering melihat mobil atau motor yang mengeluarkan asap hitam kan? Nah, itu menjadi salah satu penyebab yang membuat udara kita menjadi kotor, belum lagi ada orang-orang di pinggir jalan yang merokok hal itu menyebabkan udara menjadi kotor juga” kata Ibu Joni yang memberi penjelasan kepada Joni. Karena mendapat jawaban seperti itu Joni hanya bisa mengangguk, lalu kemudian ia diam. Dalam hati kecilnya ia bertanya tanya apakah udara di kotanya saat ini memang kotor dan apakah masker memang sangat dibutuhkan dan berguna dalam mengurangi efek dari udara kotor untuk masuk ke pernafasannya.

Ketika di sekolah pun Joni mencoba menjawab rasa penasarannya dengan bertanya kepada gurunya, ia pun bertanya apakah udara kotor bisa berbahaya bagi pernafasan. Joni juga bertanya apa saja efek yang ditimbulkan jika terkena udara kotor secara terus menerus. Rasa penasaran yang masih mengganjal di hatinya setelah berdiskusi dengan ibunya pun satu persatu ia tanyakan kepada gurunya. Guru Joni di sekolah pun menjawabnya dengan jelas dan rinci sehingga membuat Joni mengerti dan paham tentang efek buruk dari udara kotor. Gurunya pun menjelaskan ada berbagai jenis polutan di udara yang kita hirup setiap harinya. Mulai dari karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx) hingga logam berat. Semua polutan tersebut memiliki komposisi kimia, sifat reaksi dan kecepatan yang berbeda untuk menyebar dalam jarak tertentu. Tidak hanya berdampak buruk bagi organ pernapasan, paparan udara yang kotor dalam waktu lama juga berdampak negatif bagi tubuh

Contoh-contoh efek dari udara kotor tersebut adalah yang pertama meningkatkan risiko autisme yang dimana ibu hamil yang tinggal di area dengan udara kotor berpotensi dua kali lebih besar memiliki bayi autisme. Lalu kulit cepat keriput, ada banyak data penelitian, negara dengan tingkat polusi yang tinggi dapat menyebabkan adanya pigmentasi dan penuaan pada kulit. Singkatnya, orang-orang yang tinggal di kota berpolusi terlihat lebih tua dari usia sebenarnya. Udara kotor juga bisa memicu sakit kepala, adanya peningkatkan angka berobat di rumah sakit untuk gangguan migrain dan sakit kepala sering terjadi saat kadar polusi udara meningkat. Yang terakhir adalah gangguan paru, hal ini tentu saja masuk akal. Polusi akan berdampak paling besar pada paru, partikel-partikel halus yang sangat kecil akan terhirup masuk ke paru dan bagi orang yang sudah memiliki masalah paru seperti asma atau penyakit paru terkait rokok efeknya akan lebih berat lagi jika menghirup udara berpolusi. Resiko terkena kanker juga dapat dikelompokkan sebagai akibat dari polusi udara terutama kanker paru. Setelah dijelaskan oleh gurunya, perlahan Joni pun mengerti tentang bahaya dari udara kotor yang masuk ke sistem pernafasannya dan selain polusi yang disebabkan oleh kendaraan bermotor maupun asap rokok, sisa pembakaran fosil yang dihasilkan oleh sumber energi juga menghasilkan karbon yang memberikan sumbangan pencemaran bagi udara kita. Dipastikan kualitas udara kita menurun drastis sehingga dalam jangka waktu panjang akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan. 

Apakah anda ingin seperti Joni yang juga menjadi korban udara kotor yang sehari-hari kita hirup? Jika memang anda mulai peduli tentang dampaknya nanti, mungkin beralih ke sumber Renewable Energy bisa menjadi pilihan. Seperti REEF sebagai aplikasi financing berbasis Blockchain yang bekerjasama dengan JSKY selaku perusahaan produsen Solar Panel hadir untuk memberi solusi bagi terciptanya kelestarian lingkungan dengan Solar Panel yang menghasilkan energi bersih dan juga menginspirasi masyarakat untuk segera beralih ke Renewable Energy serta menjaga kelestarian lingkungan. Ingin tahu selengkapnya langsung saja klik www.reef.id untuk informasi selengkapnya.