Posted on

Takdir Kehidupan

Warman yang kini berusia 70 tahun, hidup sendiri ditengah kota Jakarta yang penuh dengan keramaian orang-orang yang sibuk mencari nafkah. Semasa mudanya Warman adalah sosok kepala keluarga yang sangat bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya serta sosok yang pekerja keras. Namun semua kehidupan bahagianya sirna ketika kecelakaan yang terjadi 

20 tahun silam, yang merengut istri dan anak-anaknya, untungnya tuhan masih memberikan kesempatan hidup namun ia harus kehilangan dua kakinya dan duduk menghabiskan hayatnya dikursi roda. Itu adalah hari terburuk bagi dirinya, dimana ia kehilangan seluruh keluarga, seperti runtuh dunia ini baginya, tak ada lagi tujuan hidupnya, percobaan bunuh diri yang sering ia lakukan namun masih terselamatkan. 

Pengalaman buruk yang ia alami saat terjadinya kecelakaan tersebut adalah urusan administrasi rumah sakit yang sangat menyulitkan, “sudah jatuh tertimpa tangga” itulah istilah yang tepat saat dirinya harus mengurus segala kebutuhan administrasi rumah sakit dan juga harus menyiapkan pemakaman istri dan anaknya, bahkan mayat istri dan anaknya terpaksa tertahan karena urusan administrasi yang tidak ada habisnya, dan terkesan lama karena banyaknya pasien yang menunggu. Jaringan informasi kala itu juga tidak mudah diakses, dengan keterbatasan fisik dan bantuan sekitar, Warman tetap berusaha sebisa mungkin untuk kepulangan istri dan anaknya. Pengalaman itu menjadi kenang-kenangan pahit bagi Warman, sungguh ia berharap mudahnya akses administrasi rumah sakit  yang dapat membantu banyak orang tanpa membuang-buang waktu. 

Warman kini hanya tinggal sebatang kara, terkadang sanak saudaranya datang menjenguknya, namun tidak lagi rutin karena kesibukan mereka yang juga tidak bisa dielakkan. Tumbuh menua sendiri, bahkan Warman sangat sulit untuk mencari nafkah dengan keterbatasan fisiknya, yang dapat ia lakukan hanya membuka kios kecil yang hasilnya cukup memberinya makan sehari-hari, terkadang warga membeli barangnya dagangannya atas iba dengan dirinya. Tidak ada lagi yang bisa ia keluhkan dengan nasibnya, ia berharap semoga ia dapat bertemu dengan istri dan anaknya di surga nanti. 

Meskipun tidak lagi memiliki semangat hidup tinggi, Warman masih sering untuk checkup kesehatannya, kakinya yang lumpuh masih harus dalam pengobatan, karena rasa sakit yang masih ia rasakan. 

Sejak terakhir kali datang ke rumah sakit langganannya, Warman masih ditemui dengan sistem administrasi yang memusingkan, ia harus berpindah-pindah tempat untuk menyelesaikan satu kali pengecekan ke dokter, keterbatasan fisik menjadi halangannya, butuh waktu baginya untuk harus mondar-mandir mencari lokasi administrasi satu dan lainnya. Namun kali ini ada hal baru yang ia dapatkan saat mengunjungi rumah sakit yang biasa ia kunjungi, dengan sekali administrasi melalui suatu sistem, data Warman selama pengobatan di rumah sakit itu muncul dengan jelas, sebagai orang yang kurang paham perkembangan teknologi Warman merasa kagum dengan canggihnya teknologi jaman sekarang, bahkan warman dengan mudah dapat mendaftarkan jadwal konsultasinya dengan dokter melalui aplikasi yang sudah terhubung dengan rumah sakitnya. Sistem itu adalah sistem teknologi berbasis blockchain, yang mana sistem transfer data yang bersifat desentralisasi yang meminimalisir terjadinya hack data perusahaan/rumah sakit. AELL salah satu aplikasi sistem berbasis blockchain yang terpercaya memiliki data realtime dengan sistem transparansi yang jelas, untuk informasi lebih lanjut mengenai AELL klik link berikut ini www.Aell.co 

Keterbatasan fisik bagi Warman sangatlah perih baginya, masih banyak hal yang ingin dia kerjakan untuk membantu dirinya tanpa bantuan orang lain, sakit rasanya harus bergantung dengan saudara ataupun tetangganya, bahkan untuk tidurpun ia harus dibantu dengan tetangganya yang sudah menjadi teman dekatnya sejak kecil. Menyedihkan rasanya menjadi beban bagi orang-orang sekitarnya, meskipun diantara mereka ikhlas membantunya, tapi keinginannya ia hanya ingin mampu melakukan semuanya sendiri. Salah satu kegiatan Warman untuk memenuhi hari-harinya adalah dengan mengikuti kegiatan sosial penyandang cacat yang diselenggarakan organisasi sosial PureHeart, disana ia banyak bertemu dengan orang-orang yang berbagai macam derita yang ia jalani namun masih bisa tertawa dan berbahagia, disana ia juga merasa ternyata banyak orang yang bernasib sama dengan dirinya. Dalam kegiatan PureHeart ini Warman mendapatkan rezeki yang disalurkan oleh perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan PureHeart, Warman dan beberapa penyandang disabilitas lainnya mendapatkan bantuan 100 kaki palsu. Sepertinya doa-doanya terjawab oleh tuhan, keinginannya untuk dapat merasakan kakinya, dapat dirasakan sekarang ini, rasa syukurnya terhadap bantuan PureHeart yang menghubungkan berbagai perusahaan dengan menggunakan sistem blockchain yang memberikan sistem traceable sehingga tidak perlu khawatir bagi para investor terhadap uang investasinya yang secara realtime dapat di cek oleh mereka dan ikut merasakan kebahagiaan yang diterima oleh mereka yang membutuhkan.Untuk informasi lengkap mengenai PureHeart klik link berikut www.pureheart.ledgernow.com